Perubahan iklim atau global warming telah menjadi isu yang mendesak dan mengkhawatirkan di seluruh dunia. Dalam beberapa dekade terakhir, aktivitas manusia telah menyebabkan peningkatan suhu rata-rata global, yang mengakibatkan dampak serius pada lingkungan dan kehidupan manusia. Urgensi untuk mengatasi perubahan iklim tidak dapat diabaikan, karena dampaknya yang semakin nyata dan merusak.
Kota Surabaya adalah Ibukota provinsi Jawa Timur dan kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia. Surabaya masuk daftar kota terpanas di Indonesia di awal Oktober 2023. Laporan dari Stasiun Meteorologi Tanjung Perak menyebutkan, suhu terpanas di Surabaya, Jawa Timur, adalah 35,5 derajat Celsius. Oleh karenanya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus konsisten melakukan penghijauan dalam setiap harinya. Ini sebagai salah satu upaya mencegah dampak dari global warming sekaligus membuat Kota Pahlawan agar terasa lebih sejuk dan rindang.
Sejalan dengan hal tersebut Tim BBK 3 Unair Kelurahan Sonokwijenan, Kecamatan Sukomanunggal, Kota Surabaya turut serta berkontribusi dalam upaya pengurangan global warming melalui program SIMANTAN. SIMANTAN atau Seminar Implementasi Tanaman merupakan program kerja Kelompok Sonokwijenan 2 BBK yang memfokuskan akan kepedulian untuk menanam benih tanaman dalam rangka mewujudkan lingkungan hijau. Selain itu, pada program kerja ini masyarakat akan diberikan pengetahuan baru mengenai  cara merawat tanaman. SIMANTAN merupakan rangkaian lanjutan dari LIMAPOT (Lomba Imajinasi Melukis Anak di POT) dimana hasil karya berupa pot lukis digunakan untuk menanam benih-benih tanaman yang telah disediakan.
Program SIMANTAN dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Januari 2024. Bersinergi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya, mahasiswa Unair memberikan edukasi kepada masyarakat terkait "URBAN FARMING: Pertanian Rooftop, Vertikultur dan Tabulampot." Dihadiri pula oleh Bapak Soerip selaku ketua Rukun Warga (RW) 3 Sono Indah, yang melakukan sesi simbolis penyerahan 1000 bibit tanaman kepada Rukun Tetangga (RT) setempat. Bibit yang didistribusikan meliputi tanaman pohon akasia, tabebuya, mahoni, kayu manis, buah kelengkeng, jambu, nangka, dan srikaya. Tidak hanya itu, mahasiswa beserta warga setempat juga melakukan praktik penanaman didampingi oleh Mas Galang dan Mas Irsyad dari perwakilan DKPP. Hal ini menjadi penting agar masyarakat mengetahui komposisi media tanam yang baik.
Tujuan kegiatan SIMANTAN yakni untuk mengimplementasikan hasil karya pot-pot yang telah dilukis dalam program kerja sebelumnya sekaligus mengintegrasikannya dengan perwujudan gagasan lingkungan hijau di Kampung Bakat. Selain itu, SIMANTAN bertujuan untuk mendorong kesadaran warga bahwa terdapat keberagaman manfaat dalam menciptakan lingkungan hijau seperti meningkatkan kerimbunan perumahan hingga menjadi "paru-paru" wilayah.
Dengan Tagline "Bersama Hijaukan Lingkungan!", tim BBK 3 Unair berharap dengan adanya program ini dapat bermanfaat khususnya bagi masyarakat setempat, dan bagi lingkungan pada umumnya.
Ditulis oleh: Kelompok Belajar Bersama Komunitas (BBK) 3 Universitas Airlangga - Sonokwijenan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H