Mohon tunggu...
Awan Kinton
Awan Kinton Mohon Tunggu... -

Ada mereka yang mencari kebenaran, ada mereka yang mencari pembenaran.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menulis di "Kompasiana" Tidak Berguna

23 Desember 2009   06:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:48 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sokrates adalah manusia yang beridealsime tinggi, karena itu ia bermusuhan dengan pada Sofi.

Apa-apa yang membuat manusia kehilangan kecintaannya kepada manusia dan polis, ia tentang, mungkin seperti Bung Karno ketika revolusi dulu. Uang adalah satu pisau yang bermata dua. Satunya dapat membunuh kemiskinan, yang lain memiskinkan. Sofis dengan kecerdasannya menjual jiwa, kata Sokrates.

Lalu untuk apa kita menulis di sini? Kalau Andrea Hirata tahu, mungkin ia lebih memilih naskah Laskar Pelanginya dipublikasikan di Kompasiana, karena kabarnya ia tak pernah menyangka tulisannya dapat menjadi seperti sekarang ini.

Ada keanehan dalam diri manusia sekarang. Di satu sisi dia ingin mendapatkan keuntungan dari pekerjaan, satu sisi ia adalah seorang penderma sejati. Pikirku lagi, ini bukan keanehan, bahkan degradasi kebutuhan.

Kalau Sokrates jelas-jelas tidak mencari keuntungan atas dakwahnya itu, melainkan agar manusia-manusia dapat berpikir secara dialektis tentang kehidupan ini. Ia utuh. Peniru Kabayan menginginkan ekonomi yang baik, itu utuh juga! Sementara kita yang sempat menghabiskan berjam-jam duduk di depan kaca hanya untuk membuang waktu, padahal di tempat nyata kita pencari uang yang rakus!

Atau Kompas sedang memanfaatkan kita dengan manipulasi kepopuleran, atau tingkat sosial? Hai Kompas jawablah! Ketika kau ada di kertas kau menjadi pioneer kemanusiaan, sementara di sini kau memakan manusia, padahal kau manusia? Kalau begitu buatlah sistem di Kompasiana ini, tulisan yang berbayar dan tulisan sumbangan, seperti Shvoong yang berbayar itu, atau Blogspot atau dagdigdug.

Ada 2 (dua) tipe tulisan di sini, artikel dan laporan. Ada 13 Kategori, 4 (empat) sub kategori. Dan kita diberikan tempat kerja sendiri.

Jurnalisme warga ya? Habermas? Komunikasi? Itu yang lalu aku pikirkan. Tapi tetap sajalah Kompasiana, tidak realistis menyuruh manusia, secara menyenangkan, membuang-buang waktu di sini, tanpa uang!

Kalau untuk melemparkan buah pikiran atau ceramah kepada khalayak cukuplah blog lain, atau surat kabar menjadi media kita. Kompasiana ini tidak berguna, karena ada banyak tempat lain untuk itu.

Sekali lagi, "Atau Kompas sedang memanfaatkan kita dengan manipulasi kepopuleran, atau tingkat sosial? Hai Kompas jawablah! Ketika kau ada di kertas kau menjadi pioneer kemanusiaan, sementara di sini kau memakan manusia, padahal kau manusia?" Aku jadi teringat kisah Napoleon Bonaparte kepada anak buahnya. Ia memberikan sebentuk tanda jasa kepada seorang prajurit, tanda saja pembohong yang tidak bisa mnegganti nyawanya untuk itu!

Sama seperi Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun