Mohon tunggu...
Nyne Sintya
Nyne Sintya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian

Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN BTV 3 UNEJ: Optimalisasi Potensi Usaha Keripik Usus di Desa Cluring, Kabupaten Banyuwangi

1 September 2021   00:54 Diperbarui: 1 September 2021   18:59 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah pandemic COVID-19, Universitas Jember tetap menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disebut KKN. KKN Back to Village (BTV) merupakan program KKN Universitas Jember yang khusus dirancang agar mahasiswa tetap dapat melaksanakan KKN secara individu di desa masing-masing. Sampai saat ini, tahun akademik 2021/2022, KKN BTV telah memasuki periode ke III. 

Melalui KKN BTV III ini, diharapkan mahasiswa dapat membantu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia akibat adanya pandemi COVID-19 ini. 

Terdapat 5 topik yang dapat dikerjakan oleh mahasiswa KKN BTV III, salah satunya yaitu program pemberdayaan wirausaha masyarakat terdampak COVID-19.

Mewabahnya virus COVID-19 di Indonesia sangat berpengaruh besar dalam berbagai sektor, tak terkecuali sektor perekonomian masyarakat di Desa Cluring, Kabupaten Banyuwangi. Hal ini juga dirasakan oleh Ibu Sumiatun, seorang wirausahawan keripik di Dusun Kepatihan, Desa Cluring, Kabupaten Banyuwangi yang memulai usaha sederhananya sejak 4 tahun yang lalu. 

Menurut Ibu Sumiatun, setelah adanya pandemi ini penjualan keripik miliknya menurun. Hal ini dikarenakan sasaran utama penjualan keripik Ibu Sumiatun yaitu sekolah-sekolah di sekitar Desa Cluring. 

Namun sejak Maret 2020 pemerintah mulai menerapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh atau sekolah daring. Akibatnya, Ibu Sumiatun tidak dapat menjual keripiknya di sekolah-sekolah lagi. Saat ini penjualan keripiknya hanya mengandalkan penjualan di warung-warung makan di sekitar Desa Cluring dan pesanan pelanggan melalui telepon.

Dalam melakukan usahanya, Ibu Sumiatun memproduksi beranekaragam jenis keripik, yaitu keripik usus, keripik pare, keripik rambak, dan keripik kentang pedas. Diantara keripik-keripik tersebut, keripik usus merupakan produk unggulan Ibu Sumiatun karena menurut pelanggan citarasa dari keripik Ibu Sumiatun sangat khas. 

Sistem penjualan keripik dilakukan dengan cara menitipkan keripiknya di tempat-tempat tertentu yang bersedia menjadi distributornya. Semua produk keripik dikemas menggunakan plastik bening tanpa adanya label kemasan. 

Keripik Ibu Sumiatun memiliki prospek yang baik kedepannya, namun terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan dibenahi agar usaha keripik ini dapat bertahan bahkan berkembang di era pandemic ini.

Beberapa solusi yang diberikan oleh Nyne Sintya, mahasiswa KKN BTV III UNEJ, kepada Ibu Sumiatun yaitu dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan. Sosialisasi yang diberikan bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru dan lebih mendalam tentang topik-topik yang berkaitan dengan usaha Ibu Sumiatun, antara lain yaitu sosialisasi hygiene dan sanitasi pangan di tengah pandemi COVID-19 dan sosialisasi PIRT dan pentingnya pembukuan keuangan bagi UMKM.

Tujuan pelatihan hampir sama dengan sosialisasi, akan tetapi dalam pelatihan ini dilakukan pendampingan terkait langkah-langkah yang harus dipraktikkan. Terdapat dua pelatihan yaitu pelatihan pembuatan label kemasan dan pelatihan pemasaran online. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun