Menyusuri Gelapnya Goa Barat Jatijajar Kebumen
Gelap dan dingin. Â Itulah kesan pertama saat masuk ke Goa Barat Jatijajar Kebumen, Â Jawa Tengah. Goa yang membetot perhatian saya kini berada di depan mata. Â "Bermain" di perut bumi dengan penerangan minim--hanya dari headlamp dan senter--sungguh melahirkan sensasi yang luar biasa.Â
Bersama RM atau Rainbow Moms (komunitas ibu-ibu penyuka travelling asal Jakarta) saya menikmati dinginnya air sungai bawah tanah. Menyusuri goa atau biasa disebut Caving, kami harus memakai peralatan standar. Alat itu seperti helm, sepatu karet, jaket pelampung dan kaos tangan. Termasuk headlamp sebagai penerangan wajib dIlengkapi.
Sebelumnya  guide memberi briefing agar pengunjung mematuhi peraturan seperti tidak diperkenankan merusak pipa-pipa air. Pipa tersebut adalah pipa air dari sumber mata air yg digunakan untuk penduduk sekitar. Juga diingatkan para peserta untuk tidak memisahkan diri tetap dalam formasi kelompok.
Wooowww....luar biasa...banyak stalagmit dan stalagtit menghias langit dan dinding goa. Bentuknya tak beraturan dengan kelancipan yang beragam. Sungguh membuat mata ini takjub. Bahwa nun di perut bumi ada spot keren yang tersembunyi.
Semakin jauh kami menyusuri sungai, airpun smakin dalam. Kami saling berpegang tangan, sesekali juga berpegang pada tali yang adavdi dinding goa. Sekali waktu pada kedalaman yang melebihi tinggi badan, saya merasa seperti terjerembab dalam air. Pastilah merasa seperti tenggelam. Berkat memakai pelampung jadi bisa meraih tangan seorang teman. Alhamdulillah....
Setelah berkecipak dengan air selama 2 jam sampailah kami di air terjun. Tak begitu tinggi  tapi luar biasa cantik. Bahkan diantara kami ada yang narsis dibawah guyuran air terjun. Sesaat kami melupakan perjalanan yang penuh sensasi.