Mohon tunggu...
Erny Kusuma
Erny Kusuma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka kuliner dan jalan-jalan, kemudian diurai dalam sebuah artikel.

Penikmat indahnya wisata alam Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kedai Gunung yang Tak Pernah Sepi

23 April 2018   08:12 Diperbarui: 23 April 2018   09:22 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya Kedai Gunung.  Keren ya.  Pasti konotasinya kedai yang menyediakan jenis kopi dari gunung. Ya memang demikian.  Didepan kedai ada banner dengan gambar gunung plus info macam-macam kopi. Diantaranya Kopi Gunung Kawi, Gunung Arjuno,  Gunung Bromo,  Gunung Welirang dll. Kedai ini berpartisipasi dalam even Malang Sejuta Kopi (MSK) . Dimana gerakan ini memberikan edukasi tentang konsumsi kopi yang sehat.  Juga mengusung pesan pemakaian produk kopi lokal di kedai kopi se-Malang Raya. 

Pemilik Kedai Gunung adalah Pak Beng. Orangnya terkesan nyante dan suka guyon.  Saat saya dan Mas Slamet berkunjung ke kedainya,  cukup lama menunggu.  Ternyata waktunya kurang tepat. Kedai yang berlokasi di jalan Pulosari itu baru buka pukul 18.00 . Karena waktu menunjuk pukul 15.00  jadi kami bergegas menuju lokasi lain untuk kemudian kembali lagi ke Kedai Gunung. 

Saat kembali pukul 18.00 cuma ada 2-3 orang pengunjung.  Namun tak lama kursi kayu panjang yang tersedia penuh. Mereka yang datang adalah sekumpulan anak-anak SMA. Memesan beberapa es kopi susu juga kopi hitam. Menyusul pengunjung lain yang usianya diatas mereka. Sepintas kedai ini adalah tempat ngopi berbagai kalangan usia. Harganya pun tak membuat kantong bolong , karena terjangkau antara 5rb-12rb saja. 

Melihat pengunjungnya mulai mengalir --- untuk menyiasati waktu, kami "mengintip" saat Pak Beng meracik pesanan pengunjung.  Dengan lincah tangan Pak Beng menyiapkan takaran kopi dan menghaluskannya.  Air dalam ketel kecilpun dimasaknya. Sementara cangkir untuk menyeduh kopi juga di sterilkan dengan air panas.

Pak Beng beraksi (dok. Pribadi)
Pak Beng beraksi (dok. Pribadi)
Begitu mendidih Pak Beng mulai menuang air panas sedikit demi sedikit dari pinggiran gelas.  Saat itulah proses blooming yakni menguapnya  gas dlm kopi yang bisa membuat perut kembung.  Oya untuk air panas tidak langsung dituang tapi didiamkan hingga 90 derajat kadar panasnya. Untuk proses mengaduk diserahkan kepada selera pengunjung. "Biarlah pengunjung yang mengaduk kopi sesuai selera sendiri, " ujar pemilik kedai yang hanya menyediakan jenis kopi produk lokal. 

Konsep Kedai Gunung

Di meja yang tak begitu besar terdapat toples-toples yang berisi biji kopi. Menurut Pak Beng sebenarnya ada 12 jenis kopi yang tersedia di kedainya.  Tapi untuk untuk kesehariannya tersedia 8 jenis kopi seperti yang tercantum di banner. Beberapa hari kemudian jenis kopi diganti dengan jenis lainnya sehingga genap 12 jenis. Ini adalah upaya agar pengunjung tak bosan dengan jenis kopi yang ada. 

Tentang konsep kedai gunung ini sebenarnya sederhana saja.  Kalau melihat kedai yang tak terlalu luas pasti pengunjung yang datang terlihat bergerumbul.  Nah dari kondisi itu otomatis para pengunjung ngumpul dan saling menyapa.  Itulah yang diharapkan pemilik kedai.  Tak ada jarak dan sekat serta kumpul rukun menikmati kopi ramai-ramai. 

Suasana Kedai Gunung yang ramai (dok. Pribadi)
Suasana Kedai Gunung yang ramai (dok. Pribadi)
Tak heran kalau kedai ini terlihat selalu ramai.  Bahkan terkadang harus buka melewati jam kerja normal bila weekend atau hari libur. Ini karena ada pengunjung luar kota yang ingin ke Bromo tengah malam singgah dulu ke kedai ini. "Memenuhi keinginan pelanggan yamg dibawa oleh para travel, " ungkapnya. Normalnya kedai ini tutup jam 24.00 WIB.

Dan malam itu Mas Slamet mencicip kopi tubruk jenis kopi lokal Dampit SDR (Sri Dono Retno). Sedang saya menolak halus karena seharian sudah mengkonsumsi kopi berkali-kali. Kami ngobrol banyak tentang kopi,  roasting hingga alat roasting made in Pak Beng sendiri.  Luar biasa yaaa.... Bisa membuat mesin secara otodidak. "Alatnya buatan sendiri dan sederhana, " ucapnya. 

Kopi Dampit SDR yanf kental (dok. Pribadi)
Kopi Dampit SDR yanf kental (dok. Pribadi)
Tak terasa malam semakin menggelinding,  pengunjung  Kedai Gunung pun larut dalam nikmat seduhan kopi Pak Beng.  Menghangatkan tubuh sembari duduk bergerumbul,  menyeruput secangkir kopi lokal yang  nikmat.  Itulah Kedai Gunung yang tak pernah sepi pengunjung....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun