Mohon tunggu...
Nyimas Aminah
Nyimas Aminah Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur, Financial Planner, Praktisi Asuransi Syariah

Melakukan banyak hal baik agar diri ini menjadi bernilai adalah bentuk rasa syukur. Selalulah menjadi penebar manfaat lewat tindakan dan tulisanmu (Nyimas Ariyanto)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pusaka Ayah

6 Mei 2020   14:47 Diperbarui: 6 Mei 2020   14:52 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ayahku yang hebat, selalu berpesan:
Jadilah orang besar
Kalau jadi orang kecil seperti mentimun dengan durian
Di atas kau terluka,
di bawah kau tertusuk
Orang kecil seringkali dianggap salah sekalipun dia benar.

Kata-kata ayah itu dahsyat,
Mendorongku jauh dari kebodohan dan kafakiran
Nasehat Ayah kubawa ke mana pun mengembara

Ayah, beliau adalah raja di istana kami
Tak pandai merangkai kata, namun petuahnya adalah Pusaka
Pelipur lara dan obat di kala luka

Ayah sejak kecil merana
Terkekang dalam rajam derita bertubi-tubi
Takdir bagi ayah lebih kelam dari awan gelap
Tak mampu Ia menatap masa depan apalagi bermimpi hidup kan senang.
Berotak encer hanya berguna saat menghitung hutang
Ayah tak bisa bersekolah tinggi apalagi sampai ke negeri Cina

Ayah merasa hina dan tak berharga
Tubuh kecilnya bertambah kecil
Menangis darah pun percuma
Tidak ada kawan yang bernasib sama

Bersyukur sekarang Ayah boleh senang
Gerilya hidup semasa muda
Mengarak beliau meraih tahta
Tanah membentang sejauh mata memandang,
Rumah dan sawah tak lagi satu.
Dua, tiga, tujuh, sembilan
Sembilan bersaudara kami tak kurang harta ayah jadi warisan
Dia yang tekun berjuang menyisihkan suka di kala berpulang

Ayah telah tiada,
Nisannya jadi tempat kami berucap “Terima kasih Ayah”
Ayah sudah menjadi seorang yang tangguh agar kami pantang mengeluh
Ayah telah menarik kami menapak ke puncak yang tinggi
Dari atas kami jadi tahu, betapa indahnya dunia dituju

Jadilah orang besar Nak!
Agar kau tak merasa pedihnya diinjak

Bandung, 1 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun