b. Hubungan dengan Teman Sebaya
Interaksi dengan teman sebaya juga merupakan faktor penting dalam perkembangan sosial-emosional, terutama pada masa kanak-kanak dan remaja. Melalui hubungan ini, individu belajar berbagai keterampilan sosial seperti berbagi, bekerja sama, menyelesaikan konflik, dan menunjukkan empati.
c. Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah tempat anak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar dan bersosialisasi. Guru, teman, dan budaya sekolah memengaruhi perkembangan sosial-emosional anak. Guru yang mendukung dan lingkungan sekolah yang positif dapat membantu anak merasa percaya diri dan mampu berinteraksi dengan orang lain.
d. Media dan Teknologi
Dalam era digital, media dan teknologi juga memiliki dampak besar terhadap perkembangan sosial-emosional. Paparan terhadap media sosial, misalnya, dapat memberikan dampak positif jika digunakan untuk memperluas jaringan sosial. Namun, terlalu banyak waktu yang dihabiskan di dunia maya, terutama untuk hal-hal negatif, dapat mengurangi kemampuan individu untuk berinteraksi secara langsung dan memahami emosi orang lain.
e. Budaya dan Lingkungan Sosial
Budaya tempat individu tumbuh juga memengaruhi bagaimana mereka memahami dan mengekspresikan emosi. Beberapa budaya mendorong ekspresi emosi secara terbuka, sementara budaya lain lebih menekankan pengendalian emosi. Selain itu, lingkungan sosial seperti komunitas dan norma sosial turut membentuk cara seseorang berinteraksi dengan orang lain.
3. Faktor Situasional
Faktor situasional adalah peristiwa atau kondisi tertentu yang dialami individu pada suatu waktu. Beberapa faktor situasional yang dapat memengaruhi perkembangan sosial-emosional meliputi:
*Pengalaman Traumatis: Peristiwa seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian orang tua, atau bencana alam dapat memengaruhi kestabilan emosional individu.
*Perubahan Lingkungan: Pindah ke lingkungan baru, seperti rumah, sekolah, atau pekerjaan, dapat memengaruhi kemampuan individu untuk beradaptasi secara sosial.
*Dukungan Sosial: Individu yang mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas cenderung lebih mampu menghadapi situasi sulit dan mempertahankan keseimbangan emosional.
Interaksi Antar Faktor
Perkembangan sosial-emosional tidak dipengaruhi oleh satu faktor saja, melainkan hasil dari interaksi kompleks antara faktor internal dan eksternal. Misalnya, seorang anak yang memiliki temperamen sensitif mungkin membutuhkan dukungan lebih besar dari keluarga dan guru untuk berkembang secara sosial-emosional. Begitu pula, lingkungan yang mendukung dapat membantu mengatasi keterbatasan internal seperti masalah kesehatan mental.
Perkembangan sosial-emosional dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri individu (internal) maupun dari lingkungan sekitar (eksternal). Faktor-faktor seperti temperamen, pola asuh keluarga, hubungan dengan teman sebaya, hingga budaya, semuanya berkontribusi dalam membentuk kemampuan individu untuk memahami emosi dan berinteraksi dengan orang lain. Dengan memahami determinan ini, orang tua, guru, dan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung, sehingga membantu individu mencapai potensi terbaiknya dalam aspek sosial-emosional.
ReferensiÂ
Berk, L. E. (2013). Child Development (9th ed.). Pearson Education.