Universitas Jember di tengah situasi pandemi Covid-19, pada kesempatan kali ini sistem KKN Back To Village 3 dilaksanakan secara individu di kampung halaman masing-masing peserta. Penyelenggaraan KKN Back To Village 3 kali ini juga didukung dengan web https://sd.unej.ac.id/ yang memuat segala informasi terkait  kegiatan peserta KKN.Â
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back To Village 3 kembali diselenggarakan olehKKN Back To Village 3 diselenggarakan selama 30 hari terhitung mulai tanggal 11 Agustus 2021 hingga 09 September 2021. KKN Back To Village 3 kali ini juga mengambil 5 tema terkait pandemi, salah satunya adalah tema Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19. Meskipun situasi pandemi saat ini kurang baik, dengan diselenggarakannya KKN Back To Village 3 ini membuka kesempatan bagi para peserta KKN untuk semaksimal mungkin membantu masyarakat sekitar.
Pandemi Covid-19 tentunya banyak memberikan dampak negatif pada masyarakat, terlebih pada masyarakat yang mempunyai usaha mikro, kecil, menengah (UMKM). Sejak maraknya pandemi Covid-19 yang menerpa masyarakat dan diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terus diperpanjang hingga saat ini juga memberikan dampak negatif bagi para wirausaha. Saat ini segala bentuk kegiatan dilaksanakan secara online, hal ini juga mengharuskan para wirausaha untuk mempromosikan produknya melalui media online.
Perekonomian masyarakat juga turun dikarenakan pandemi Covid-19. Hal tersebut juga terjadi pada beberapa UMKM yang tersebar di Kelurahan Kebonsari yang berada di Kecamatan Sumbersari, Jember, Jawa Timur. Kelurahan Kebonsari terbagi menjadi empat wilayah, yaitu Sadengan, Krajan, Sumberdandang, dan Sumberpakem. Wilayah dengan luas 3.94km dan ketinggian kurang lebih 84mdpl ini juga memiliki banyak potensi UMKM, misalnya usaha keripik, laundry, kost, rumah makan, dan lainnya.
Salah satu UMKM yang terdampak Covid-19 pada wilayah Kelurahan Kebonsari ini adalah usaha keripik pisang rumahan yang dikelola oleh Pak Sugiarto dan istrinya. Usaha keripik pisang yang diberi nama "Omah Grimik" ini merupakan usaha turun temurun yang dikelola oleh Pak Sugiarto.Â
Dampak dari Covid-19 yang sangat dirasakan oleh beliau adalah menurunnya omset penjualan, adapula beberapa mitra yang berhenti berlangganan karena adanya pemberlakuan PPKM dan membuat produksi keripik pisang yang tadinya 40-60 bungkus seminggu berkurang jumlahnya. Keripik pisang ini biasanya didistribusikan di toko-toko seperti KPRI UNEJ atau toko-toko jajanan ringan. Beliau pernah mencoba juga menjual produk melalui whatsapp atau facebook tetapi hasilnya kurang memuaskan sehingga beliau memutuskan untuk berhenti mengunggah produk secara online.
Dengan permasalahan seperti itu maka saya sebagai salah satu mahasiswa yang mengabdi berupaya membantu usaha Pak Sugiarto dengan beberapa program kerja yang sudah di susun. Salah satunya inovasi logo usaha, hal ini dilakukan untuk membuat branding produk usaha lebih menarik lagi dengan tampilan logo usaha yang fresh dan baru. Kemudian setelah logo usaha selesai diperbaharui saya berinisiatif untuk mencetak x-banner yang berisi informasi terkait produk dan nantinya akan diletakkan di depan rumah sasaran. Saya juga turut membantu proses produksi, pengemasan dan distribusi produk usaha.
Kemudian saya melakukan sosialisasi terkait manfaat platform e-commerce yang pada masa pandemi ini marak digunakan kepada sasaran, hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan terkait situs jual beli online yang bisa dimanfaatkan oleh Pak Sugiarto untuk promosi produk usahanya. Saya juga mendaftarkan usaha beliau ke salah satu platform e-commerce yang saat ini juga banyak digunakan, yaitu Tokopedia. Saya kembali melakukan sosialisasi dan pelatihan terkait penggunaan Tokopedia kepada sasaran, agar nantinya beliau bisa mengerti bagaimana cara mempromosikan produk melalui platform e-commerce dengan baik.
Melalui program kerja yang saya laksanakan diharapkan dapat meningkatkan jumlah penjualan dan juga pendapatan Pak Sugiarto. Penggunaan platform e-commerce juga diharapkan dapat membuat produk kripik pisang "Omah Grimik" lebih banyak dikenal dan dijangkau masyarakat luas terlebih dengan logo usaha yang sudah diperbarui dan menarik. Semoga dengan diselenggarakannya program KKN Back To Village 3 bisa membantu usaha kripik pisang "Omah Grimik" milik Pak Sugiarto kembali stabil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H