3D Mapping atau projection mapping adalah salah satu teknik proyeksi yang mengubah objek atau ruang menjadi bidang proyeksi untuk video. Objek atau ruang yang dimaksud dapat berupa gedung, ruang interior, dan juga objek-objek kecil seperti furniture, dekorasi, dll.
Untuk mengaplikasikan 3D Mapping, hanya diperlukan proyektor 3D serta bidang proyeksi itu sendiri. Bidang proyeksi dapat berwarna apa pun, namun untuk hasil yang lebih maksimal, biasanya bidang berwarna putih sehingga warna dari video yang diproyeksikan tidak berubah.
Dengan menggunakan teknologi 3D mapping, desain pada satu bidang/ruang dapat berubah sesuai kebutuhan atau suasana yang ingin dibangun dalam sekejap. Tentunya teknologi ini sangat menghemat biaya dan material, sebab tidak perlu mengecat, membuat, dan menata ulang ruangan yang telah menjadi objek mapping.
 3D mapping sudah cukup banyak digunakan di luar negeri di berbagai bidang interior. Yang pertama, 3D mapping biasa digunakan untuk panggung event seperti konser, festival, dll. Hanya dengan menggunakan beberapa proyektor 3D, video dapat diproyeksikan ke bidang dengan berbagai bentuk, yang datar seperti dinding, lantai, atau layar, maupun tidak beraturan seperti pilar atau furniture.
 3D Mapping juga kerap kali digunakan dalam area exhibition atau pameran, misalnya sebagai sarana membangun suasana. Mapping dapat diproyeksikan ke berbagai elemen pembentuk interior seperti lantai, dinding, dan plafon, sehingga dapat membuat ruang yang imersif bagi pengguna. Selain itu, mapping juga dapat digunakan sebagai media informasi audiovisual.Â
3D Mapping juga telah mulai diaplikasikan pada area interior yang lebih permanen, seperti residential space, atau retail space. Dengan bermodal bidang berwarna putih dan beberapa proyektor 3D, warna dan dekorasi ruang dapat diubah sesuai kebutuhan.
Ketika pemilik ruang telah bosan dengan warna yang monoton, pemilik bisa langsung merubah ruangan menjadi berwarna. Ketika masa Imlek atau Ramadhan, pemilik bisa langsung merubah warna ruang serta menambahkan dekorasi-dekorasi digital. Menarik bukan?
(Sumber: Kevin Holmes, Vice.com)