Beberapa hari yang lalu kita digemparkan oleh peristiwa Mahasiswa UGM yang bunuh diri, disalah satu Hotel di yogyakarta. Keputusan bunuh diri yang diambil oleh mahasiswa ini kemungkinan besar disebabkan masalah psikologi yang dialaminya.Â
Peristiwa memilukan ini seakan menjadi pengingat bagi kita semua  bahwa kesehatan mental itu sama pentingnya dengan kesehatan jasmani. Apalagi tanggal 10 oktober ini, kita baru saja memperingati Hari Kesehatan Jiwa sedunia yang tahun ini bertemakan "Make Mental health and well Being For All Global Priority ".
Kondisi psikologis seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Termasuk digitalisasi yang mengharuskan kita berinteraksi secara kontinyu dengan gadget. Bahkan tak jarang fenomena sebuah keluarga yang berkumpul tapi malah setiap anggota keluarganya sibuk dengan gawainya masing-masing, tanpa menghiraukan lagi komunikasi verbal yang seharusnya tercipta dalam satu keluarga.Â
Hadirnya berbagai aplikasi membuat masyarakat berlomba-lomba membuat konten yang seringkali diciptakan bukan hanya hasil  kreativitas semata tapi lebih kepada peningkatan jumlah view dan follower. Contohnya jika terjadi bencana alam atau kecelakaan, masyarakat yang melihat bukannya berlomba untuk saling membantu mengatasi bencana, tapi sibuk memegang gawai masing-masing.
Hal ini menjadi cermin bagi kita semua ternyata interaksi sosial telah bergeser nilainya akibat digitalisasi yang merambah ke semua aspek kehidupan. Minimnya rasa peduli dan empati dalam masyarakat juga mempengaruhi individu-individu yang berinteraksi didalamnya.Â
Pada akhirnya tercipta manusia-manusia individualisme, yang tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Dia hanya peduli dengan dirinya sendiri, dan ketika terbentur suatu masalah tanpa ada jalan keluarnya, yang ada dipikiran hanya jalan buntu. Dia tak mampu mengutarakan dengan orang-orang disekitarnya karena dia berpikir orang-orang disekitarnya memiliki pemikiran yang sama dengannya, dan akhirnya bunuh diri menjadi  pemecahan masalahnya.
Ini salah satu dampak negatif digitalisasi yang harus bisa kita tanggulangi bersama. Dan harus dimulai dengan diri sendiri, kemudian keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Bagaimana caranya ???
1. Tanamkan jiwa sosial dan empati dalam diri masing-masing.Â
Bangun komunikasi sosial dengan orang lain, terutama dengan keluarga dan orang-orang terdekat. Sehingga kita tidak merasa sendiri, apalagi jika menghadapi suatu masalah karena merasa ada orang-orang terdekat tempat berbagi cerita atau berbagi masalah.Â