Malam itu nampaknya biasa saja, Â Tanggal 11 April 2019 jam di dinding menunjukkan pukul 9 malam dan sudah waktunya bagiku untuk meninabobokkan gadis cilikku yang super ceriwis ini. Aku memeluk Mbak Alya dan mulai berbagi cerita dengannya mengenai segala sesuatu yang terjadi hari itu.Â
Begitu kulihat matanya sudah mulai Nampak lelah, kuajak dia melantunkan doa kepada Sang pencipta alam sebagai tanda rasa syukur dan harap supaya masih bias diberikan kesempatan melihat matahari keesokan harinya. Dan tak lama dirikupun ikut terlelap bersama Mbak Alya.
Entah berapa lama diriku sudah terlelap,dan samar-samar dalam tidurku seakan terdengar seorang perempuan menangis dengan nada yang sangat menyedihkan, membuat mataku terjaga. Aku duduk di tempat tidur dan menatap Mbak Alya, ternyata dia masih terlelap dalam mimpi-mimpinya.Â
Kucoba mendengar dengan jelas suara tersebut diantara heningnya malam, suara itu kembali terdengar tapi terasa semakin jauh. Kusingkap tirai jendelaku, hanya nampak gelapnya malam dan tak ada siapapun dibalik kaca jendela.
Aku mencoba menghela nafas sambil membaca Ayat-ayat Al-Qur'an, mulai dari Ayat kursi, al-ikhlas, An-naas hingga Al-Falaq. Hingga akhirnya suara itu tidak terdengar lagi. Aku menoleh di jam dinding, ternyata tepat jam 12 malam lewat 10 menit.Â
Aku mencoba memejamkan mataku kembali dan mulai terlelap dalam mimpiku , hingga akhirnya aku merasa ada yang menggerakkan tanganku, eh...ternyata seperti biasa, sigadis cantikku meminta susu botol lagi.Â
Aku beranjak dari tempat tidur dan membuatkan sebotol susu untuk Mbak Alya, hingga akhirnya Mbak Alya tertidur kembali dengan botol yang telah kosong isinya.
Kulirik jam dinding , ternyata sudah jam 3. Seperti biasa aku mencoba melawan rasa kantukku demi sujudku pada Sang pencipta alam semesta ini. Â Aku melakukan sholat malam 4 rakaat.Â
Begitu selesai aku mulai mencoba curhat pada Sang penguasa alam, aku mengangkat kedua tanganku dan begitu mau mulai berdoa tanpa sengaja kulihat tirai jendela didepanku mulai terbuka secara perlahan.Â
Aku tertegun sebentar, berpikir siapa yang membuka jendela ini dan ada sedikit rasa penasaran siapa dibalik tirai ini. Tapi begitu diriku tersadar sekarang baru pukul 3 pagi, sontak aku teriak " Siapa ini " .Â
Tiba-tiba tirai jendela yang tadinya hampir terbuka seluruhnya langsung jatuh kembali seperti semula. Bulu kudukku merinding, dan dengan sangat keras aku berusaha mengatasi rasa takutku.Â