ilustrasi kado (sumber: huffingtonpost.com)
Tidak tahu kenapa liburan panjang kemarin banyak teman yang melangsungkan acara pernikahan.
Sayangnya tidak semua undangan tersebut bisa saya penuhi karena faktor lokasi yang sangat jauh. Saya hanya bisa mengirimkan doa.
Saat mendapatkan undangan dari teman sendiri itu rasanya turut bahagia. Bawaannya ingin menyaksikan langsung prosesi akadnya dan langsung memberikan selamat.
Biasanya, selain ucapan selamat dan doa, kita turut memberikan hadiah bisa berupa kado (dalam bentuk barang atau jasa) bisa juga cuma mentahannya saja (uang).
Walaupun terdengar simple, tapi urusan hadiah ini sering kali membuat kita pusing dan bingung.
Ketika saya melangsungkan pernikahan, sebenarnya yang lebih utama diharapkan oleh pasangan pengantin adalah kehadiran kawan-kawan yang diundang.
Bahkan saking sibuknya, tak jarang kita lupa mengundang teman-teman yang seharusnya kita undang.
Beberapa di antaranya memilih untuk menghadiri pernikahan tersebut walaupun tanpa surat undangan.
Kalau ada yang seperti itu rasanya antara malu karena lupa memberikan surat undangan dan bahagia karena mau hadir di acara pernikahan walaupun tidak diundang.
Hal ini lebih berkesan bagi pengantin, dibanding dengan orang-orang yang diundang dan diharapkan datang tetapi tidak hadir tanpa adanya kabar.