Mohon tunggu...
Nyayu Fatimah Zahroh
Nyayu Fatimah Zahroh Mohon Tunggu... Ilmuwan - Everything starts from my eyes

Coba sekekali lihat ke langit setiap hari, dan rasakan betapa membahagiakannya \r\n\r\nhttp://nyayufatimahzahroh.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Buang Sampah Plastik Sembarangan = Makan Sampah Sendiri

18 Juli 2014   19:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:58 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_334097" align="aligncenter" width="475" caption="Sampah plastik yang mengapung di laut Bunaken (PHOTOGRAPH BY PAUL KENNEDY, GETTY)"][/caption]

Pernyataan yang sudah klise tentang buang sampah pada tempatnya, tapi apakah pernyataan tersebut benar-benar sudah mempengaruhi orang-orang untuk membuang sampah pada tempatnya? Belum.

Sampah itu selalu ada dalam kehidupan kita karena merupakan buangan dari sesuatu yang digunakan. Setiap kita menggunakan/memakan/meminum/dsb sesuatu pasti ada sesuatu pula yang dibuang. Bahkan kita sendiri mengeluarkan sampah dari tubuh kita. Sampah itu sendiri sekarang sudah terbagi ke beberapa macam, bukan hanya oraganik dan non-organik saja tetapi sampah B3, sampah kaca, limbah cair, dsb. Hal itu karena untuk mempermudah pengelolaan sampahnya. Yap, sampah perlu dikelola agar mengurangi dampak kepada lingkungan.

Baru-baru ini Andres Cozar Cabañasdan timnya menemukan suatu hal yang mengejutkan tentang lautan sampah. Beberapa lautan atau samudera di dunia sudah tertimbun oleh puing-puing sampah plastik. Yang mereka temukan tak hanya sampah besar, tetapi kebanyakan ukurannya sudah sebesar butiran nasi.

[caption id="attachment_334099" align="aligncenter" width="318" caption="Lautan Sampah ( SOURCE: ANDR�S COZAR, UNIVERSITY OF C�DIZ, SPAIN)"]

14056606201145043613
14056606201145043613
[/caption]

Ayo kita berpikir, bagaimana jadinya kalau samudera menjadi lautan sampah dan ukurannya sudah menjadi mikro? Selain merusak ekosistem lautan, ternyata ditemukan ikan-ikan yang berada di samudera telah memakan puing-puing plastik itu. Bahkan sampai kedalaman 1000 meter di bawah permukaan laut (zona mesopelagik) dimana sebagian besar ikan yang kita makan berada di wilayah sekitar permukaan laut dan masih terpengaruh oleh cahaya matahari. Bahkan ikan-ikan kecil telah memakan sampah plastik, kemudian akan terakumulasi pada ikan-ikan besar jika ikan kecil tersebut dimakan. Itu berarti, sampah bisa terakumulasi di tubuh kita jika kita makan ikan!

Tidak hanya ikan, tetapi makhluk hidup yang lain yang berada di laut juga terkena dampak fenomena lautan plastik ini. Saya sebagai pecinta seafood tentu merasa sedih ketika samudera dipenuhi oleh lautan sampah. Apakah orang yang suka seafood harus takut untuk memakan makanan favoritnya lagi? Atau bahkan anak cucu kita nanti tidak pernah merasakan enaknya seafood karena jika makan seafood berarti makan sampah!

Hal yang harus kita lakukan untuk (setidaknya) mengurangi dampak lautan sampah ini adalah:

1.Mengurangi penggunaan plastik. Misalnya dengan membawa tas sendiri ketika berbelanja, tidak menggunakan sedotan, membawa temapat makan sendiri, dsb.

2.Menggunakan kembali plastik (jika kondisi plastik masih bisa digunakan kembali)

3.Mendaur ulang sampah plastik menjadi barang yang berfungsi

4.Membuang plastik ke tempat sampah

Referensi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun