"Yah, kok bekalnya ngga dihabiskan?" tanya saya kepada suami. Jawabannya pun bisa bermacam-macam, tidak sempat lah, sudah kenyang lah, atau bahkan ia kurang suka dengan masakan saya.
Memang tidak sering suami ngeles seperti itu, tapi sekalinya seperti itu rasa lelah langsung terasa di seluruh tubuh. Bukannya lebay, tapi jika saya ingat kembali sudah menahan ngantuk bangun jam 3 pagi untuk mempersiapkan bekal dan mengurus semua keperluan . Yaa... bukan salahnya juga sih kalau tidak suka makanannya.
Kamis siang (30/8) saya menerima email dari Komunitas Ladiesiana (komunitas wanita di Kompasiana) yang mengajak untuk perpartisipasi dalam acara Bento Class. Membacanya saja sudah menarik untuk diikuti, namun saya masih ragu karena belum tentu suami mau menemani ke acara tersebut. Besoknya saya menanyakan kepada suami, apakah ia mengijinkan saya mengikuti acara tersebut, ia langsung jawab "boleh banget".
Pertama-tama, kita cari tahu dulu apasih bento? Menurut Wikipedia, bento merupakan istilah Jepang yang berarti bekal, berupa nasi dan lauk-pauk yang dikemas sehingga mudah dibawa kemana-mana. Dalam perkembangannya, penyajian bento pun dibuat unik membentu karakter-karakter tokoh kartun, anime, ataupun komik yang dikenal dalam istilah Jepang "kyaraben" atau bento karakter.
Terlihat sekilas, mbak Alfani sepertinya sudah lama berkecimpung dalam urusan perbekalan karena lihainya membuat karakter-karakter dari makanan. Benar saja, sudah lebih dari 10 tahun ia menerapkan dan berkreasi dengan bekal suami dan anaknya dalam bento karakter.
Menurut mbak Fani, membuat bekal setiap hari memiliki banyak manfaat seperti menambah nafsu makan, lebih sehat, dan juga hemat. Singkat kata, buat bekal saja bisa membuat keluarga bahagia. Yuk, kita bahas satu per satu.
1. Siapa yang tidak tertarik untuk memakan bekal yang menarik. Apalagi anak kecil yang rasa ingin tahunya tinggi. Sudah pasti mereka akan melahap bekalnya, walaupun tidak suka paling tidak mereka mau mencobanya. Misalnya saja anak saya, Kana berumur 2 tahun, ia selalu tertarik kepada makanan yang berwarna dan bentuk menarik. Mungkin dengan menerapkan bento karakter akan menambah nafsu makannya.
3. Bahan makanan yang kita beli baik itu di pasar maupun di supermarket tentunya lebih murah dibandingkan harus membeli makanan yang sudah dimasak dari luar. Â Untuk perbandingannya, Ayah membeli makan siangnya di restoran cepat saji dan membeli satu menu makanan yang terdiri dari satu potong ayam dada ditambah dengan nasi dan minum seharga Rp. 50.000, namun kita bisa membeli satu ayam utuh dan satu liter beras dengan harga yang sama dan bisa dimakan oleh 4-5 orang. Hal tersebut karena harga termasuk pajak restoran, upah pegawai, dan lain-lain.
Belanja sendiri memang lebih hemat, apalagi jika kita belanjanya online yang gratis ongkir. Selain hemat ongkos, biaya parkir, juga hemat tenaga, tinggal duduk manis barang pun datang. Ditambah lagi belanjanya pakai voucher. Wow. Gimana caranya?
Kurang hemat apalagi coba? Dengan voucher tersebut kita bisa beli kotak makan LockNLock yang bisa digunakan berkali-kali, BPA Free, kedap udara, dan juga aman jika menghangatkan makanan di microwave.
Sudah menjadi kebiasaan saya menghangatkan bento di microwave kantor, karena makanan hangat lebih nikmat untuk disantap. Dengan menggunakan Lock and Lock, saya merasa aman menggunakan microwave. Ingat, tidak semua bahan plastik bisa digunakan di microwave yaaa...