Ketika melepas lelah setelah pulang kantor, saya pun langsung merebahkan badan saya di atas selembar tikar usang dengan bantal untuk menopang kepala. Ditemani dengan segelas es sari pala, saya pun menyalakan televisi dengan remote control. Saluran televisi masa kini yang menjadi favorit saya dan keluarga tak pernah lepas dari tontonan sehari-hari.
Waktu menunjukkan pukul 7 malam, saatnya acara talkshow yang dipandu oleh artis fenomenal, Sule sebagai host dan Andrea sebagai co-host yang memang lucu saat membawakan acara tersebut. Saya juga sangat mengagumi acara ini karena berbeda dari acara talkshow di televisi lain. Di sini dilarang keras untuk membully dan U-jang yang menjadi wasitnya. Prriiiitttt... suara pluit pun berbunyi ketika ada narasumber atau pembawa acara yang membully. Jangan lupa, mereka yang membully wajib membayar uang lima ribu yang nantinya akumulasi uang yang terkumpul akan disumbangkan.
Selain itu, acara “Ini Talk Show” ini juga melestarikan makanan dan minuman tradisional khususnya Sunda dengan melantunkan nyanyian-nyanyian. Biasanya Mang Saswi yang memandu nyanyian ketika disediakan makanan seperti jagung bakar, rujak, bandrek, lemper, bajigur, dan lain sebagainya. Sangat bangga sekali karena sebagian besar makanan yang disajikan di “Ini Talkshow” memang sudah jarang ditemukan di pasaran. Semoga dengan lantunan lagu makanan dan minuman tradisional ini dapat membantu melestarikannya.
Kembali lagi ke acara tadi malam (8 Juni 2015), Kebetulan sebagian besar tamunya adalah wanita namun ada satu tamu pria seorang komedian yaitu Wendy yang namanya melambung dari grup komedi Cagur. Kala itu, Parto yang berperan sebagai sekuriti dari Sule, berniat untuk menjahili Wendy. Ketika Wendy berdiri untuk berpindah tempat duduk, Parto malah menggeser kursi dimana Wendy akan duduk. Jadilah Wendi terjatuh dengan bertumpu pada bokongnya. Alhasil, penonton tertawa terbahak-bahak dan Wendy pun berakting seperti kesal dan Parto malah senyum mesem-mesem.
Apakah itu benar-benar lucu?
Saya punya kisah tentang lelucon itu. Berpuluh-puluh tahun yang lalu, Dua paman saya beradik-kakak sedang bermain di dalam rumah. Mereka kejar-kejaran dan sampai suatu saat sang kakak hendak duduk di kursi plastik yang terletak di teras rumah. Si adik yang mengetahui hal itu dari belakang, langsung bercanda dengan menggeserkan kursi yang akan diduduki si kakak. Alhasil, si kakak pun terjatuh dengan bertumpu pada bokongnya. Si kakak pun merasa kesakitan. Sangat sakit. Hingga ia berjalan terpincang-pincang. Pada awalnya, mungkin itu hanya dari efek sakit yang dialami si Kakak pada saat itu. Namun, jalan pincangnya mengabadi. Hal ini menyebabkan ia harus hidup dengan jalan picang, sekolah dengan pincang, berkerja dengan pincang, hingga akhir hayatnya.
Mama selalu menceritakan hal itu dan memperingatkan saya agar tidak bercanda dengan menggeserkan kursi yang akan diduduki oleh orang lain. Hal ini dapat berakibat fatal. Jika dilihat dari fungsinya, Tulang ekor (coccyx) berperan sebagai situs lampiran untuk tendon, ligamen, dan otot, yang berguna untuk titik penyisipan beberapa otot-otot dasar panggul. Tulang ekor juga berfungsi untuk mendukung dan menstabilkan seseorang saat dia berada dalam posisi duduk (http://www.healthline.com/). Ketika terjatuh dengan tumpuan tulang ekor (posisi duduk) maka tulang ekor akan memar, dislokasi, patah tulang dan akibatnya bisa lebih parah dari sekedar pincang. Segeralah hubungi dokter jika terjadi sesuatu dengan tulang ekor untuk penanganan selanjutnya.
Jadi, jangan lagi lelucon ini dilakukan karena efeknya bisa merugikan kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H