Mohon tunggu...
Nyayu Fatimah Zahroh
Nyayu Fatimah Zahroh Mohon Tunggu... Ilmuwan - Everything starts from my eyes

Coba sekekali lihat ke langit setiap hari, dan rasakan betapa membahagiakannya \r\n\r\nhttp://nyayufatimahzahroh.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelecehan Seksual pun Terjadi Pada Pria di Kereta

29 Agustus 2014   02:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:14 5876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_340042" align="aligncenter" width="600" caption="Sumber: http://www.nonstop-online.com/"][/caption]

Hati-hati dengan pelecehan seksual di kereta. Gosip ini beredar sejak dulu. Bahkan Mama aku saja pernah mendengar gosip-gosip itu dari dulu. Ceritanya ada seorang wanita yang akan pergi kerja. Dulu sih ngga ada kereta gerbong wanita seperti sekarang. Jadi campur aduk deh wanita dan pria dalam satu gerbong. Nah, ada saja pria  (bejad) yang sengaja mengambil kesempatan dalam kesempitan kereta. Pria tersebut mengeluarkan alat vitalnya dan (tidak tahu apa yang diperbuat) mengarahkannya ke bokong wanita dekatnya itu. Tidak ada yang sadar karena saking padatnya. Setelah wanita itu keluar, eh bagian belakang rok nya basah. Aduh kasian sekali. Mungkin itu terlalu ekstrem. Yang sederhananya adalah (tidak) sengaja menyentuh bagian-bagian tertentu tubuh wanita. Dasar...

Kita balik lagi ke jaman sekarang. Dengan adanya gerbong kereta khusus wanita, diharapkannya kejadian tersebut dapat diminimalisasi. Tapi ternyata tidak juga. Kali ini pria lah yang jadi korban. Lah, kesempatan dong?. Masalahnya adalah pria dengan pria. Ada kisah nyata dari dua orang teman ku yang memiliki kisah yang sama.

Pada suatu hari teman ku (sebut saja Jono) naik kereta berangkat ke kantornya. Sebenarnya kantornya bukan di Jakarta, tapi ia harus ke kantor pusat saat itu. Perjalanan dari Bogor ke Jakarta pun menggunakan kereta. Seperti biasa, kereta masih lengang saat masih di Bogor walaupun tempat duduk sudah penuh. Temanku yang baik hati ini tidak mendapatkan tempat duduk dan terpaksa berdiri. Jono tidak sendiri tetapi bersama temannya (sebut saja Lono). Jono dan Lono ini teman satu kerjaan. Semakin lama kereta semakin penuh dan berdesakan dengan penumpang lain dari stasiun berikutnya. Padat sekali (sampai membayangkan bisa mengangkat kedua kaki tanpa terjatuh. Hehe). Mereka pun hampir terpisah. Saking padatnya, mereka pun tak bisa melihat kaki mereka sendiri. Sampai suatu saat, Jono merasa kemaluannya ada yang memegang. Berperasangka baik, mungkin tak sengaja karena saking kereta penuhnya. Ia sendiri tidak bisa melihat celananya. Tapi tangan tersebut tidak lepas dari seleting celana Jono. Wah ini sih disengaja. Karena tak nyaman, Jono hanya bisa memasukan tangannya ke dalam celana lalu berusaha menyingkirkan tangan asing itu dari kemaluannya. Eh, sulit sekali. Ia mencoba mencari sumber tangan. Ia melihat ke orang sebelah kanan, kiri, depan. Dan ada satu orang yang patut dicurigai.

Jono pun menatap pria itu. Muka si pria terlihat santai saja. Saat orang-orang mulai turun dari kereta. Tangan pun dilepas orang itu. Tapi masih saja berdiri di samping Jono. Tiba-tiba Lono yang ada tak jauh dari Jono menanyakan “Dimana kita turun?”. Jono menjawab “di Cawang”. Lalu pria aneh itu malah ikut-ikutan jawab. “saya juga turun di sana”. Gubrak. Jono pun ketakutan. Lalu Jono pun mengajak Lono supaya berjalan agak jauh dari pria itu. Hal serupa juga terjadi dengan teman ku yang lain.

Wah, kalau seperti itu, pelecehan seksual yang terjadi di kereta tidak hanya menghantui para wanita, tetapi juga pria. Cukup sulit juga membuat peraturan untuk meminimalisasi kasus tersebut. Apa harus ada gerbong kereta khusus Pria homo dan Pria normal? Ah rasanya sulit juga sih. Mungkin saranku hanya “waspadalah, waspadalah”.

Catatan: Cerita ini sudah ada persutujuan dari si sumber Jono (semua nama disamarkan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun