[caption id="attachment_361118" align="aligncenter" width="560" caption="Pameran alat-alat ajaibnya Doraemon (Dok. Pribadi)"][/caption]
Aku ingin begini, aku ingin begitu, ingin ini ingin itu banyak sekali
Wah, lagu itu masih terngiang-ngiang nih di kepala. Gimana, ngga? Lagu theme song yang sudah saya hafal sejak sekolah dasar terus diputar sepanjang pameran itu. Benar sekali. Ini adalah theme songnya animasi Doraemon yang setia menemani kita setiap hari minggu di RCTI.
Hari minggu kemarin, saya menyempatkan diri buat melihat pameran “100 Doraemon Secret Gadget Expo” di Ancol Beach City Mall, Jakarta. Sempet bingung juga sih waktu ke sana, soalnya belum pernah ke Ancol Mall. Hehehe. Tapi akhirnya ketemu juga setelah tanya sana tanya sini. Saya memang bukan penggemar fanatik robot kucing ini, tapi ngga bisa dipungkiri kalau dulu waktu masih kecil mantengin TV di hari minggu pagi buat nonton kartun dan salah satunya adalah Doraemon.
Sebenarnya karakter karya Fujiko F. Fujio ini memiliki cerita yang klasik, yaa gitu-gitu aja. Tapi ngga tau kenapa, selalu asik buat ditonton. Nobita yang selalu malang dan dapat masalah, temannya Giant yang selalu mengganggu Nobita, serta Suneo yang kaya, sombong, dan teman setia Giant. Kemudian Nobita menangis sambil merengek kepada Doraemon agar mengeluarkan alat-alat ajaibnya dari kantong ajaib untuk membantu Nobita. Bukannya masalah selesai, malah menambah runyam karena Nobita menyalahgunakannya.
Suka sama Doraemon yang BBB (Botak, Bulat, dan Biru)
Doraemon adalah sejenis robot kucing berwarna biru, tapi kenapa kucing satu ini tidak memiliki telinga? Sebenarnya, Doraemon memiliki telinga. Jadi ceritanya sang pencipta robot Doraemon, Sewashi-san* membuat patung Doraemon dari tanah liat. Lalu, ia menyuruh robot-robot tikusnya untuk memakan kuping patung tanah liat Doraemon agar terlihat seperti model 3D di gambar foto. Eh, si robot tikus malah salah menafsirkannya, mereka memakan kuping robot Doraemon asli. Sewashi-san pun panik dan membawa Doraemon ke rumah sakit robot. Keadaan semakin diperparah karena sang dokter malah mencabut kupingnya Doraemon. Ckckck. Sejak kejadian itu Doraemon tidak memiliki telinga dan takut sama kucing.
*Sewashi-san itu cicitnya Nobita di abad 22 yang mengirimkan Doraemon ke kakek buyutnya tersebut (Nobita) untuk memperbaiki/membantu kondisi Nobita yang memiliki banyak masalah seperti sekolah, karir, keluarga, maupun finansial.
[caption id="attachment_361123" align="aligncenter" width="538" caption="Doraemon yang menangis karena telingannya dimakan oleh tikus. Huhuhu (Dok. Pribadi)"]
Tadinya, Doraemon pun berwarna kuning. Lantas, kenapa berubah menjadi warna biru? Sejak kuping Doraemon hilang, pacarnya Noramyako merasa lucu dengan penampilan baru Doraemon dan tak henti-henti menertawakannya. Jadilah Doraemon sedih. Untuk menghilangkan rasa sedihnya, ia meminum ramuan obat bahagia. Eh, ternyata salah minum obat bahagia dan malah meminum obat sedih. Doraemon pun menangis tiga hari tiga malam tanpa henti yang membuat warna kulit kuningnnya memudar dan menjadi berwarna biru (blue/sedih) dan suaranya serak karena terlalu lama menangis. Huhuhu kacian...
[caption id="attachment_361125" align="aligncenter" width="567" caption="Doraemon galau ditinggal pacarnya, jadi feeling blue deh (Dok. Pribadi)"]
Tapi, saya justru lebih suka tampilan Doraemon yang sekarang ini dibanding dengan bentuk dan warnanya dulu. Karena yang sekarang bentuk dan warnanya anti mainstream. Hehehe. Kalau bentuknya sama dengan kucing lain, lalu apa istimewanya Doraemon? Dan belum pernah kan liat kucing selain doraemon yang memiliki warna biru terang seperti itu?...
Kantong ajaib masa kini
Semua, semua, semua. Dapat dikabulkan. Dapat dikabulkan dengan kantong ajaib.
Inilah sumber alat-alat ajaib Doraemon yang sering digunakan Nobita, seperti baling-baling bambu, pintu kemana saja, dan sapu tangan waktu. Tapi, sepertinya dari 100 macam alat-alat ajaib Doraemon dari abad 22 ini, ada beberapa yang sudah diterapkan oleh kita dalam kehidupan sehari-hari. Masa sih?
[caption id="attachment_361128" align="aligncenter" width="560" caption="Kotak komunikasi milik Doraemon (Dok. Pribadi)"]
Doraemon adalah robot dari abad 22 yang dikirim ke masa dimana Nobita ada di abad 20. Tentunya, alat-alat ajaib yang dibawa Doraemon belum ada di jamannya Nobita dan kawan-kawan. Tapi, sekarang kita sedang memasuki abad 21. Beberapa alat ajaib Doraemon sudah bisa kita nikmati seperti kotak komunikasi. Alat ini menghubungkan antara 2 orang yang memegang kotak yang sama dan mereka dapat berkomunikasi. Jaman sekarang, alat ini disebut walkie talkie atau bisa juga handphone. Benar atau tidak??? Dua orang yang masing-masing memegang handphone dan memiliki kontak masing-masing, mereka bisa berkomunikasi satu sama lain.
[caption id="attachment_361129" align="aligncenter" width="537" caption="Solid Image Generator punya Doraemon (Dok. Pribadi)"]
Ada pula, solid image generator. Alat dengan bentuk 2 bola ini dapat memperlihatkan kepada kita gambar 3 dimensi suatu pemandangan tanpa kita harus pergi ke tempat tersebut. Sekarang ini, teknologi tersebut bisa kita lihat di google street view. Ya kan? kita bisa menikmati pemandangan hanya dengan mengklik tempat yang kita inginkan, bimsalabim, gambar 360 derajat pun bisa kita nikmati.
[caption id="attachment_361135" align="aligncenter" width="560" caption="Alat yang bisa buat kita berkata jujur (Dok. Pribadi)"]
Tahu alat pendeteksi kebohongan? Doraemon pun punya alat bernama thruthbreaker yang digunakan untuk mendeteksi kebohongan. Bentuknya seperti paruh burung dan jika alat ini digunakan, maka orang yang berbohong akan berkata jujur dan terbongkar semua kebohongannya. Alat semacam ini sudah ada dan diberi nama polygraf yang dibuat pada tahun 1902 oleh James Mackenzie dan diperbaharui pada tahun 1921 oleh John Larson.
Dan masih banyak alat lainnya yang sudah ada sekarang ini.
Aku ingin terbang bebas di angkasa... Hai! Baling-baling bambu...
Alat-alat ajaib dari abad 22 ini mungkin akan terwujud dengan semakin pesatnya kecanggihan teknologi. Saya jadi membayangkan ketika abad 22, kita semua tidak memerlukan mobil dan ataupun motor. Jalanan tidak ada yang macet. Karena semakin tingginya tingkat mobilitas, setiap orang sudah memiliki alat semacam baling-baling bambu yang akan membawa kita terbang kemana saja yang kita mau. Wow...
Kalau begitu, apakah di abad 22 cicit kita akan benar-benar bertemu dengan sosok Doraemon?
[caption id="attachment_361147" align="aligncenter" width="560" caption="Membayangkan bisa terbang kemana saja dengan alat ini (Dok. Pribadi)"]
Semua sayang Doraemon
Di pameran tersebut, kegiatan utamanya adalah berfoto-foto. Baik untuk mengabadikan diri kita dengan berfoto maupun untuk bernostalgia dengan Doraemon, Nobita, Shizuka, Giant, Suneo, Ibu, dan Ayahnya Nobita. Itu semua dilakukan karena kita semua sayang Doraemon yang sudah menemani kita dilayar kaca maupun dalam komik. Disana juga disediakan booth untuk berfoto dengan diorama Doraemon dan Nobita di kamarnya juga ada booth foto Nobita bersama Neneknya. Petugas akan membantu memfotokannya dan di ujung lorong pameran ada print foto yang dimasukan kedalam frame cantik hanya dengan membayar 80 ribu rupiah.
Ada pula sourvenir-sourvenir seperti boneka doraemon, bantal doraemon, kaos doraemon, gantungan kunci, gelas, jam weker lucu, strap kamera, alat-alat tulis bergambar doraemon, dan lain sebagainya. Harganya sih lumayan mahal. Semua di atas 35 ribuan sampai ratusan ribu. Tapi semua itu tak masalah karena bisa buat kenang-kenangan dan kapan lagi dapat merchandise Doraemon lucu dan lengkap. Ada juga games-games menarik dengan hanya membayar 5000 rupiah per koin dan nyobain dorayakinya Doraemon dengan harga 10 ribu yang bisa di dapatkan di sekitar area pameran. Pameran ini berlangsung hingga 8 Maret 2015 dengan harga tiket 90 ribu rupiah untuk pengunjung diatas 13 tahun dan 55 ribu untuk usia 5-12 tahun.
Lalala... aku sayang sekali... Doraemon...
[caption id="attachment_361144" align="aligncenter" width="560" caption="Photo Booth bersama Doraemon dan Nobita (Dok. Pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H