TEKNOLOGI INJEKSI, DILEMA ATAU SOLUSI?
Oleh Dewi Wulansari
Sebagian besar masyarakat di Indonesia memilih menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasinya dikarenakan lebih cepat, mudah, murah dan irit dibandingkan dengan alat transportasi darat lainnya. Namun, hal yang belum disadari oleh masyarakat kita yang menggunakan sepeda motor adalah kepedulian terhadap lingkungan. Sepeda motor merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam memperburuk kualitas lingkungan, asap akibat pembakaran mesin pada sepeda motor dapat merusak oksigen, belum lagi polusi suara yang diakibatkan oleh mesin motor yang dioprek. Bisa dibayangkan korelasinya antara jumlah pengguna sepeda motor yang banyak dengan kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya.
Teknologi hadir untuk mempermudah kinerja manusia. Tapi apakah hanya cukup mempermudah kerja manusia saja tanpa diiringi dengan kepedulian terhadap lingkungan (tempat hidup manusia itu sendiri)? Kualitas lingkungan di sekeliling kita kian hari kian buruk kualitasnya akibat dari pencemaran dari teknologi yang tidak ramah akan lingkungan. Belum lagi permasalahan dunia saat ini akan energi, dunia sedang dilanda krisis energi (sumber-sumber energi dari alam yang semakin sedikit seperti minyak, batubara, timah, dll). Pada saat ini semua negara berlomba-lomba menciptakan energi alternatif dan efisien agar energi alam di muka bumi tidak habis karena eksploitasi dan konsumsi yang berlebihan. Adakah teknologi yang mampu menjawab atau minimal mengurangi permasalahan tersebut?
Teknologi injeksi menjawab tantangan jaman saat ini,yang tidak hanya mampu mempermudah kerja manusia tapi sekaligus ramah akan lingkungan dan hemat energi. Teknologi injeksi telah digunakan dalam industri motor, yang mana sepeda motor tidak lagi berkaburator tapi menggunakan sistem injeksi. Kelebihan menggunakan sepeda motor dengan sistem injeksi adalah hemat bahan bakar, ramah lingkungan karena asap yang dihasilkan telah diatur sedemikian rupa sehingga tidak meracuni O2, dan tidak akan menyebabkan kebisingan. Sayangnya teknologi ini masih sedikit peminatnya dikarenakan harganya yang relatif lebih mahal dan rumit dalam perawatannya daripada motor berkaburator. Inilah yang menjadi dilema dibalik kemunculan teknologi injeksi. Apalagi bagi masyarakat kita yang sebagian besar berekonomi menengah-bawah dan memiliki kesadaran lingkungan yang minim. Dua hal yang menghambat teknologi injeksi diterima oleh masyarakat kita.
Namun, apakah pendapat yang berkembang di masyarakat itu harus dipertahankan saat jaman itu menuntut kepedulian terhadap lingkungan? Hal yang harus dilakukan adalah merubah cara berpikir masyarakat kita agar lebih peduli akan lingkungan, bukan pada materi saja. Keuntungan materi tidak akan membuat lingkungan menjadi lebih baik tapi dengan baiknya kualitas lingkungan akan berdampak pada melimpahnya materi. Jadi tidak ada alasan untuk tidak memilih dan menggunakan teknologi injeksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H