Mohon tunggu...
Nyai RR
Nyai RR Mohon Tunggu... -

elementary of education'12 | the big dream can be true | hidup untuk merangkai dan meraih mimpi | merajut fonem, membingkai cerita |

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sama

22 Mei 2014   18:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:14 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Klimaks, ketika hati terbang
Mulai melejit ke atas
Mengembang dengan indah
Namun sebuah panah, terlontar dan menancap
Kelimpungan menanggapi darah yang bercucuran
Rupanya angin tak hanya menatap takjub
Dia menggiring sepasang tangan
Tangan yang mulai memberi perban
Menahan dan menghibur sang sakit
Perlakuan istimewa, menurutmu?
Semua argumen meng-iya-kan
Benar keajaiban, luka si hati tak lagi berbekas
Memar biru menghilang sekejap
Dia meloncat, berteriak penuh tawa
Satu, dua, tiga . . .
Clak,clak,clak . . .
Darah kembali mengalir
Pemandangan itu benar-benar menjadi atensi
Angin yang sama, tangan yang sama
Semua SAMA!
Sesak, penat mulai menghinggapi
Ternyata, ternyata, ternyata . . .
Tak ingin menarik hipotesis, tapi semua melintas begitu saja
Dia berlaku SAMA untuk setiap hati!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun