Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) semakin menegaskan sebagai kelompok yang tidak memiliki hati nurani dan perikemanusiaan. Untuk ke sekian kali, mereka menyerang warga sipil yang tak bersalah. Tak tahu apa-apa. Mereka warga biasa yang beraktivitas untuk mencari nafkah demi keluarga.
Termasuk penyerangan kepada sejumlah pekerja yang tengah melakukan pembangunan fasilitas umum. Salah satunya pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang terletak di daerah Kepala Air, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (19/10/2023). Dilaporakan dari Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani menyebutkan seorang pekerja puskesmas tewas dan dua lainnya dalam keadaan kritis kerana terkena anak panah.
Jauh sebelumnya, KKB telah menyababkan jatuhnya korban sipil yang tengah bertugas membangun sejumlah ruas jalan di Papua. Seperti dilansir detik.com pada (30/9/2022), KKB dilaporkan melakukan penerangan terhadap 12 pekerja proyek Jalan Teluk Bintuni-Maybar, di Papua Barat. Dari serangan ini KKB menewaskan empat orang pekerja tewas.
Penyerangan terhadap para pekerja fasilitas umum tersebut tidak bisa dianggap sepele oleh pemangku kebijakan. Pasalnya mereka bekerja siang-malam hanya untuk memastikan Papua memiliki fasilitas laiak seperti halnya terdapat di pulau-pulau lain di Indonesia. Namun sangat disayangkan, jiwa dan nyawa para pekerja fasilitas umum ini tidak mendapat jaminan dan perlindungan.
Barangkali aparat keamanan sudah berusaha keras memberikan perlindungan kepada mereka, namun jumlahnya tidak proporsional. TNI-Polri kalah jumlah dibandingkan oleh KKB tadi. Pemerintah mesti memberikan perhatian tiga kali ekstra terhadap kondisi Papua karena KKB kian beringas membabi buta warga sipil yang tak berdaya.
Padahal sarana dan prasarana menjadi prasyarat agar wilayah Papua ingin naik kelas dan meningkat untuk mengejar indeks pembangunan manusia yang tertinggal. Akses jalan raya yang dibangun membuka kelancaran sirkulasi dan distribusi kebutuhan pokok warga Papua. Contohnya pemerintah tengah membangun jalan Trans-Papua dan diprediksi selesai 2024 mendatang. Berdasarkan keterangan Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Heidy Rahadian panjang Trans Papua dari Jayapura ke Wamena membentang 575 km, melewati dua kabupaten Keerom dan Yalimo.
Komitmen Pemerintah Jokowi tak cukup sampai di Trans Papua. Ada Jembatan panjang Hamadi-Holtekam, Bandara Sentani hingga pembangunan Jalan Perbatasan Indonesia-Papua Nugini dibangun untuk menopang hilir mudik mobilitas logistik dan masyarakat Papua. Tujuannya adalah demi meningkatkan kesejahteraan mereka, meningkatkan indeks pembangunan manusia Papua.
Begitupun fasilitas kesehatan dibangun untuk memudahkan Orang Asli Papua (OAP) mendapat hak untuk sehat. Pembangunan puskesmas diupayakan tersedia di setiap kecamatan. Kendati demikian, kondisi geografis dan pegunungan yang terjal menjadi ujian tersendiri bagi pemerintah membangun puskesmas di setiap kecamatan. Â Selain itu, keadaan Papua yang masih berkutat dalam standar tinggi (stanting) menjadi permasalahan yang harus dihadapi anak-anak Papua. Berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan, survey 2022 mengalami kenaikan menjadi 34,6 persen.
Angka stanting tersebut menunjukkan kenaikan dari tahun sebelumnya yang mencapai angka 29,5 persen pada 2021. Sebab itu, keberadaan puskesmas di setiap kecamatan di seluruh wilayah Papua akan mengakselerasi penurunan angka stanting. Adanya puskesmas juga memudahkan menyalurkan program 1.000 hari kehidupan, menggencarkan posyandu dan program-program yang dilakukan oleh setiap Pemda.
Oleh sebab itu, kebingisan dan kebrutalan KKB akan semakin menghambat pembangunan di wilayah Papua terutama di daerah yang secara geografis terjal dan pegunungan. KKB ibarat benalu yang merongrong "kesehatan" bahkan mengancam jiwa masyarakat Papua. Jika terus dibiarkan, KKB merasa berada di atas angin dan semakin membabi buta menyerang tak hanya aparat keamanan, tapi juga masyarakat sipil biasa. Seperti yang terjadi pada para pekerja proyek jalan dan puskemas, yang sebagian dari mereka datang dari luar Papua.