Mohon tunggu...
Nyai Duesseldorf
Nyai Duesseldorf Mohon Tunggu... -

Nyai Duesseldorf a.k.a Zev. Web Designer, Pekerja IT dan Penulis. Bukunya yang sudah terbit: Elle Eleanor (Nominasi Kla Award 2009) dan Antologi Puisi & Cerpen 24 Sauh (Masuk MURI).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Relief Dirimu

21 Oktober 2010   05:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:14 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Irama angin menghantarku kesana. Ke relief dirimu. Kita membumbung seiring pagi.Walau dunia pergi, suara kita melaju di tengah padang. Siapa dapat menghentikan waktu. Jika langkah kita begitu padu. Tinggalkan saja mereka yang cemburu. Agar teronggok jadi batu. Kita terlahir untuk berlabuh bersama buih-buih ombak. Dijilat matahari menyentuh sekujur lautnya. Walau bumi berguncang. Kita tak akan terpisah. Tinggalkan bulan yang cemburu pada matahari. Tinggalkan Poseidon yang memperkosa harkat Medusa. Kita adalah kita. Bukan mereka. Pada malam kau jejakkan langkah di tengkukku. Dedaunan menari ditiup angin. Hujan dari matamu bukan kesedihan. Juga deras dari mataku. 20-10-2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun