Februari 2017 saya menghadiri peluncuran buku A Man Called Ahok karya Kurawa ak Rudi Valinka di daerah Senopati Jakarta selatan, saya berharap duo bintang hadir, sang penulis dan yang ditulis. Sayangnya hanya Pak Basuki Tjahaja Purnama (BTP) yang hadir, sang penulis entah bersembunyi dimana. Buku hanya ditandatangani yang diceritakan dalam buku itu, sedangkan sang periset dan penulis sampai hari ini belum saya tangkap untuk menorehkan tanda tangan diatas karyanya.
Waktu terus berjalan, senang sedih silih berganti, Pak BTP menang di putaran pertama saat Pilgub DKI Jakarta tapi saat putaran kedua harus menyerahkan perjuanganya kepada yang berjuang dengan cara tidak elok, ditambah dengan harus menjalani persidangan kasus pasal karet, Mako Brimob menjadi tempat ujian berikutnya Pak BTP, rasanya ingin marah kenapa harus orang yang berjuang tanpa pamrih untuk rakyat harus dibelenggu, tapi itu ternyata menjadi ujian kita semua dan menguatkan kita, bahwa kita harus kompak dan terus berjuang untuk bangsa ini meneruskan prinsip-prinsip Pak BTP Bersih Transparan Profesional.
Cuitan Bung Kurawa tidak pernah saya lewatkan , kabar bahagia datang Buku AMCA akan difilmkan, Sang Purnama akan kembali dalam bentuk karya seni. Siapa aktor yang akan berperan sebagai BTP?????jawaban itu hadir saat teaser film AMCA hadir  lalu diteruskan dengan trillernya, wow sang VJ yang akan menjadi BTP dalam film.  Daniel Mananta yang lebih dikenal sebagai pembawa acara menjajal peran seni lainnya yaitu memerankan BTP dewasa dalam film AMCA. Kalau melihat akting Pak BTP sendiri sudah pernah saat dibuatnya film pendek sepak terjang kampanye untuk menjadi anggota dewan dan film itu meraih penghargaan, saya hadir saat film pendek tersebut mendapatkan penghargaan, ditempat yang sama dengan Gala Premiere.
Semakin tidak sabar menanti AMCA  di bioskop kesayangan (biar seperti iklan), sampai ikut kuis yang berhadiah Gala Premiere film AMCA tapi rejekinya dapat kaos dan buku AMCA .  5 November 2018 Gala Premiere Film AMCA begitu meriah, dan saya menangis karena saya sedang di lokasi yang hanya beberapa meter dari penyelenggaraan Gala Premiere AMCA dalam satu acara, tahunya sudah selesai acara, seandainya tahu dari awal saya akan lari sebentar ketemu penulis, sutradara dan para pemainnya untuk nonton biarlah saya beli sendiri karcis bioskop saat sudah tayang.  Memang seorang Kurawa susah banget  ditemui.
Di rumah ada kejutan lain, keponakan saya yang kelas 2 SMP tiba-tiba nyeletuk, tidak sabar menanti tanggal 8 November 2018, saya pikir ada kegiatan apa di sekolah atau hari spesial seseorang, ternyata dia menunggu hadirnya AMCA di bioskop. Dia semakin penasaran setelah melahap buku dan komik AMCA. Â Tanggal 8 November 2018 tiba, pagi-pagi koran kompas sudah ditangan langsung saya buka iklan bioskop, terharu poster film AMCA sudah terpampang, saya akan menunggu keponakan pulang dan mengajak ke bioskop yang menghadirkan film AMCA di hari pertama.
Saat keponakan tiba dari sekolah dia terlihat lelah, saya tetap mengajak untuk menonton, dia minta istirahat sebentar. Â Saya pilih nonton jam tayang 16.45 WIB, pesan taksi online menuju bioskop yang tidak begitu jauh dari rumah, didalam taksi online sedang mendengarkan radio kesayangan Delta FM 99.1 dan iklan film AMCA sedang mengudara, saya langsung nyeletuk, iya kita mau nonton nih.
Sampai pusat perbelanjaan dimana bioskop berada, kita harus naik lift ke lantai 3, saat mau masuk lift ada seorang ibu-ibu berumur yang jalannya agak tersendat menggunakan bantuan tongkat pegangan payung, ternyata sama keluar dilantai 3, saya dan keponakan bergegas untuk beli tiket film AMCA, saya pilih deretan kursi B, mengingatkan akan Pak BTP. Saya kaget lihat ibu tadi ada dibelakang saya dan lebih kaget lagi ternyata sama-sama beli tiket nonton AMCA, sepertinya kita sama-sama kangen sama Pak BTP. Jadi ingat ibu saya yang ngefans sama Pak BTP.  Mau ajak  nonton tapi jauh di Lembang.
Tiket nonton AMCA sudah ditangan, kenapa dag dig dug begini rasanya, Â baru rasanya masuk bioskop dengan degup jantung tidak beraturan, mungkin sedikit berlebihan, tapi ini mengingatkan saya masa-masa dimana jadwal wajib nonton youtube pemprov DKI era Pak Jokowi, Pak BTP dan Pak Djarot, sekali-kali nonton bareng keluarga.Â
Suara Maria Oentoe sudah memanggil bahwa pintu teater satu sudah dibuka, para penonton dipersilahkan masuk, saya masih menunggu keponakan yang sedang ke kamar kecil, sepertinya ikut tegang juga, sedikit lama dia padahal tidak antri.
Satu persatu kursi bioskop terisi, ada yang rombongan ibu-ibu, ada yang satu keluarga ibu bapak dan anak. Â Suara Pak BTP membuka cerita, airmata mulai mengenang, sesekali tumpah jatuh mengalir di pipi, tempaan orangtua yang punya prinsip teguh membela rakyat kecil, menegakkan keadilan, berusaha mencetak anak-anaknya untuk mencintai negeri ini dengan mengedepankan pendidikan, dan setelah selesai menuntut ilmu mereka dipanggil kembali ke asalnya untuk mengabdi dan memajukan daerahnya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Â Pemerintah baru akhir-akhir ini menerapkan program ini, program kembali ke desa, sang Tauke Kim Nam sudah punya pemikiran yang sama sejak dulu, mungkin itupun yang ada di pikiran Basuki, Basuri, Fifi dan Hari untuk mengabdi pada bangsa ini dengan segala cobaan yang harus dihadapi.
Lampu temaram dan Jeruji besi menjadi penutup cerita AMCA, tiba-tiba semua penonton tepuk tangan seperti habis nonton konser, Â lampu bioskop kembali terang dan saya dibuat kembali kaget, ternyata banyak yang rombongan keluarga besar, dari kakek, nenek, anak mantu juga cucu, terlihat beberapa nenek berjalan dengan bantuan tongkat. Â Pak BTP film ini jawaban atas rasa kangen kami.