Masalah sengketa wilayah antara Palestina-Israel telah menyita perhatian dunia internacional sejak 29 November tahun 1947 ketika Israel mengklaim Palestina sebagai wilayah teritorialnya.[1] Masalah sengketa tersebut kembali memanas ketika Palestina mengajukan permohonan sebagai anggota tetap PBB ke-194 setelah perundingan damai selama dua dekade antara Palestina-Israel tidak mencapai kesepakatan.[2] Upaya pengajuan ini disambut positif oleh mayoritas dunia internasional pada umumnya terutama Turki. Dukungan penuh Turki terhadap Palestina merupakan sesuatu yang mengejutkan karena sebelumnya Turki dikenal sebagai “sahabat terbaik” Israel di dunia Muslim.[3] Hal ini terutama setelah Pemerintahan Turki di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan dari Partai Aliansi Keadilan danPembangunan (AKP) yang menerapkan arah kebijakan luar negeri Turki yang cenderung pro negara Islam.[4]Essay ini akan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi perumusan kebijakan politik luar negeri Turki serta dampaknya bagi dunia muslim.
Pada tanggal 16 September 2011, Presiden Mahmod Abbas menyatakan bahwa “kami (Palestina) akan pergi ke PBB untuk meminta hak kami yang sah, mendapatkan keanggotaan penuh Palestina di organisasi itu”.[5]Upaya permohonan Palestina memiliki keanggotaan penuh PBB merupakanperjuangan Palestina mendapatkan status sebagai negara merdeka yang berdaulat berdasarkan garis perbatasan 4 Juni 1967.[6] Strategi tersebut diambil para petinggi otoritas Palestina setelah perundingan damai antara Israel dan Palestina selama kurang lebih 2 dekade tidak juga mendapat titik temu diantara kedua belah pihak. Sejauh ini, keterwakilan pihak Palestina di PBB dilakukan oleh Organisasi Pembebasan Palestina, PLO yang berperan sebagai sebuah entitas yang memiliki status pengamat.[7] Palestina menganggap bahwa keanggotaan penuh di PBB akan memperkuat posisi Palestina dalam proses perundingan dengan Israel.[8] Keanggotaan penuh memungkinkan Palestina memiliki kepentingan praktis yaitu partisipasi di sejumlah badan-badan PBB yang dapat digunakan sebagai senjata Palestina dalam menuntut tindakan okupasi Israel.[9] Upaya mendapatkan keanggotaan penuh PBB, Palestina harus melalui Sidang Tahunan Majelis PBB di New York pada tanggal 21 September 2011. Selanjutnya Palestina membutuhkan persetujuan dari Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara dengan syarat minimal mendapatkan 9 dari 15 dukungan suara dan tidak ada veto dari anggota tetapnya. Disamping itu, rekomendasi apapun yang dihasilkan Dewan Keamanan juga membutuhkan dukungan suara mayoritas minimal 2/3 dari 193 anggota Majelis Umum sebagai pengesahan akhir.[10]
Masalah Palestina merupakan salah satu permasalahan yang cukup menyita dunia muslim. Dunia muslim tentu sangat memberi apresiasi yang sangat besar terhadap Turki karena membela kepentingan umat muslim.[11] Kebijakan luar negeri Turki yang diprakarsai PM Recep Tayyib Erdogan berkomitmen penuh memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina dengan meneriakkan secara lantang keanggotaan Palestina di PBB.[12] Demikian pula, Palestina yang selalu mendukung setiap langkah yang diambil Turki terkait dukungannya terhadap Palestina.[13] Dukungan Turki terhadap Palestina merupakan bagian dari serangkaian aksi anti Israel sebagai respon dari penolakan permintaan maaf Israel atas Insiden Flotilla. Kebijakan Polugri Turki yang sebelumnya berorientasi non-Islam mulai berubah ketika menanggapi pergeseran dalam konteks domestik dan internasional sejak dari pertengahan 1990-an dengan mengembangkan hubungan erat dengan Timur Tengah. Hal ini juga didorong setelah PM Erdogan serta AKP sebagai partai pengusungnya mampu mempertahankan kekuasaannya secara berkelanjutan hampir satu dekade.[14]Meski AKP tetap mempertahankan kemoderatannya tetapi AKP secara perlahan memasukkan kecenderungan Islam dalam kebijakan Turki.[15]Lebih lanjut, PM Erdogan tampil di garda depan mendukung Palestina dengan memberi tekanan terhadapAS dan Israel ketika pemimpin muslim lainnya jadi pecundang karena besarnya hegemoni AS. Disamping itu, PM Erdogan mendesak masyarakat internasional untuk mendukung Palestina.[16] PM Erdogan juga melakukan lawatan kenegaraan untuk melobi dukungan agar Palestina mendapatkan pengakuan di PBB.[17] Dalam hal ini, PM Erdogan patut dijadikan inspirasi bagi pemimpin muslim lainnya untuk melawan ancaman nyata dari AS.
Nuzulul Dina
Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional
UIN Syarif hidayatullah Jakarta, 2009
[1]Negara Israel berdiri pada tanggal 14 Mei 1948 berdasarkan Resolusi Majelis Umum PBB No. 181 tahun 1947 yang menetapkan Jerusalem sebagai daerah yang berada di bawah kekuasaan internasional. Akan tetapi, pada tanggal 29 November tahun 1947 Israel melanggar resolusi ini dengan mengklaim Jerusalem yang merupakan wilayah territorial Palestina sebagai jantung kota Israel. Adian Husaini, Israel Sang Teroris yang Pragmatis, Jakarta: Pustaka Progressif, 2002, hlm 15
[2]Tanya jawab seputar Palestina. Artikel diakses 17 Desember 2011 dalam http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2011/09/110920_qapalestina.shtml dipublikasikan 20 September 2011
[3]Sebelumnya, Turki adalah sahabat terbaik Israel di dunia Muslim yang berperan dalam menjembatani antara Israel dengan dan negara muslim. Adrian Blomfield. Turkey and Israel: when best friends fall out. Artikel diakses 17 Desember 2011 dalam http://www.telegraph .co.uk/news/worldnews/middleeastisrael/7790937/Turkey-and-Israel-when-best-friends-fall-out.html dipublikasikan 31 Mei 2010
[4]Turki mulai mendekati negara-negara muslim dengan mendukung kebijakannya serta mengecam keras tindakan Barat yang dapat merugikan umat muslim. Tim Global Future Institute. Turki Kembali Ke Pangkuan Dunia Islam. Artikel diakses 15 Oktober 2011 dalamhttp://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=1036&type=1 dipublikasikan 9 Desember 2009
[5] Tanya jawab seputar Palestina. Artikel diakses 17 Desember 2011 dalam http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2011/09/110920_qapalestina.shtml dipublikasikan 20 September 2011
[6]Wilayah Tepi Barat mencakup Jerusalem Timur dan Jalur Gaza, yang diduduki Israel sejak perang Enam Hari pada tahun 1967. Denny Armandhanu. Amerika Ancam Veto, Palestina Maju Terus. Artikel diakses 15 Desember 2011 dalam http://politik.vivanews.com/news/read/247822-as-ancam-veto--palestina-tetap-maju dipublikasikan 17 September 2011
[7]Lonceng baru Palestina sudah dibunyikan. Artikel diakses 15 Desember 2011 dalam http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2011/09/110922_palestina.shtml dipublikasikan 22 September 2011
[8]Ibid,
[9]Misalnya menjadi salah satu pihak dalam traktat internasional seperti Mahkamah Kejahatan Internasional Tanya jawab seputar Palestina. Artikel diakses 17 Desember 2011 dalam http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2011/09/110920_qapalestina.shtml dipublikasikan 20 September 2011
[10]Ibid,