Mohon tunggu...
Ilmiawan
Ilmiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lagi belajar nulis.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Tunggu Aku

14 Maret 2024   03:04 Diperbarui: 14 Maret 2024   03:12 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Di bawah langit malam cerah, kupandangi satu bintang kecil. Mentereng kilaunya. Ialah altar. Ialah singgasana hatiku yang kau tawan dalam seribuan mata pisau perih luka membiru. Mengigit kerikil dalam otakku. Memberangus kulit-kulit lilinku. Semerbak alkohol dan kemabukan-kemabukan tak keruan bersemayam. Ialah asap. Ialah deru dan degup jantung yang dipisah laut luas dan gunung berapi bersama anak-anaknya.

Tapi, kau pun tahu. Aku jelas tahu. Napasmu, ialah napasku. Tubuhku ialah tubuhmu. Baikku ialah baikmu, dosa-dosa bertabur jadi benih kasih. Pahala terkabur nafsu berhala. Napasmu ialah napasku.

Kepada Ikna, tinggi di atas awan. Entah di mars andromeda, atau kahyangan. Tunggu aku, tunggu aku...tunggu aku runtuhkan neraka itu.

Stabat, 14 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun