Mohon tunggu...
Ilmiawan
Ilmiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lagi belajar nulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suatu Siang

24 April 2023   22:24 Diperbarui: 24 April 2023   22:26 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah lama aku merasa matahari membakar terlalu panas. Aku banyak mengeluh tentang itu.

Tapi, 

Bapak bilang, "matahari membakar dosa-dosa."

Aku tak mengerti.

Suatu siang, mentari sedang panas-panasnya membakar tepat di atas kepalaku. Sembari makan es krim, aku melihat seorang tua menarik gerobak di belakangnya. Isinya sampah-sampah. 

--Yang baginya upah. 

Sesaat, aku melihat surga 

berjalan di belakang pria tua itu.

Es krimku tiba-tiba jadi asam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun