Mohon tunggu...
Nuzulia faiqotul himmah
Nuzulia faiqotul himmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - perempuan

ubah pola pikir, teriak lewat usaha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sang Kyai

31 Mei 2022   21:59 Diperbarui: 31 Mei 2022   22:11 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sang kyai

Kyai adalah sebutan dari tokoh ulama yang biasanya di panggil di kalangan pesantren. Jabatan kyai lebih tinggi dari para ustadz. Kyai adalah sebutan dari tokoh alim ulama'. Kyai berperan  saling memberikan manfaat kepada sesama, yang dimana para tokoh ulama sering memberikan pengajaran, pengajian, dan ceramah agama sehingga kyai menjadi perhatian, dan dijadikan panutan oleh keluarga santri alumni dan masyarakat. Di Indonesia ini kyai sangat lah banyak, terutama di setiap pesantren. Pesantren di jawa timur saja sangatlah banyak, apalagi di seluruh Indonesia, pasti ber puluh-puluh ribu pesantren. Mulai dari pesantren formal, non formal, salafi. Seperti hal nya pesantren di kediri. Di kediri saja sangat lah banyak pesaantren salafi. Yang terkenal adalah lirboyo dan ploso.

Kali ini saya akan bercerita pengalaman saya selama saya mondok. Waktu SMA Saya mondok di Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur'an Al Falah kediri, yang biasa di sebut dengan nama PPTQ PLOSO, dan saya sekolah di SMA Queen Al Falah. Ploso merupakan pondok salaf yang didirikan oleh KH Zainuddin Djazuli. Yang didirikan pada tanggal 1 januaroi 1925. Santrinya mencapai 18 ribu santri. Masyarakat sekitar pondok tersebut termasuk golongan dari masyarakat abangan ( jauh dari agama). Mereka sering menyebarkan isu-isu sesat terhadap pondok ini.  Meskipun santrinya yang banyak, semua tetap terawatt dengan baik. Pada Saat dipondok saya diajarkan banyak pelajaran, seperti pelajaran agama, pelajaran dalam hal mandiri, pelajaran bagaimana caranya di siplin, belajar ilmu-ilmu umum lainnya. Pengasuh pondok saya adalah Gus Faruq dan Ning mahbubah. Tetapi saya memanggil beliau dengan sebutan Abah dan Umi. PPTQ merupakan salah satu pondok cabang dari Al Falah ploso. Di pptq tersebut, kita hanya di tuntun untuk menghafalkan kitab. Di dalam sana terdapat santri mulai dari sd sampai tua. Pptq sebenarnya adalah pondok salaf yang mengkhususkan untuk menghafal saja, tetapi karena peminatnya kebanyakan kaum pelajar, akhirnya pptq membuka penerimaan untuk anak-anak pelajar. Kegiatan disana yaitu mulai dari jam 3 pagi kita di bangunkan untuk menunaikan sholah Mujahadah atau biasa di sebut dengan sholat malam sampai sholat subuh. Setelah sholat subuh kita setor hafalan al-qur'an kepada masing-masing yang menyimak kita. Disana di bagi dalam tugasnya, mbak pengurus menyimak anak-anak yang masih menghafalkan fasholatan dan juz 30. Setelah kita selesai ujian juz 30 dan surah-surah penting, baru kita setoran ke UMI. UMI menyimak anak-anak yang setoran dari binnadhor sampai bi ghoib juz 30. Jm 6 kita wajub sholat dhuha. Anak- anak yang sekolah jam setengah 7 sudah wajib berangkat. Pulang sekolah sekitar jm 1 kita melaksanakan sholat dhuhur. Jm 3 kita jama'ah sholat ashar, setelah itu kita mengaji fatul qorib. Sampai jm 4. Setelah itu kita mengaji kepada kyai.  Setelah itu sholat magrib, setelah sholat magrib kita mengaji kitab tafsir qur'an. Setalh itu kita sholat isya' setelah sholat isya' kita mengaji kitab sesuai kelas nya masing-masing sampai jam 9. Meskipun kegiatan yang sangat padat, tetapi kita tidak ada rasa capek ataupun mengeluh. Abah memberikan jadwal tersebut supaya kita terlatih dalam Hal disiplin entah itu waktu atau selainnya. Di pondok kita di ceramahi dalam berbagai kajian. Seperti pesan yang selalu di ucapkan abah * Mempengmu ndek pondok dadekno tirakatmu* *masio wis boyong teko pondok QUR'AN tetep diwoco* *ojo lali karo kewajibanmu, yoiku nderes karo moco QUR'AN* *mujahaddah o masio ngga nang pondok*. Pesan ini sering kali di dauhkan beliau. Takutnya beliau kepada para santrinya yang sudah keluar dari pondok. Dawuh beliau membuat kita sadar, bahwasannya pentingnya dalam menjaga al-qur'an. Tidak hanya itu, di ploso terkenal dengan ke takdhimannya terhadap orang lain. seperti Ketika kita melihat orang yang lebih tua sedang duduk. Kita harus berjalan dengan menggunakan dengkul dari jarak yang lebih jauh. Ketika ada orang yang sedang melewati kita, kita harus memberikan jalan kepada orang tersebut dan menundukkan pandangan kebawah. Yang mana orang lain menjadi takjub dengan kesopanan para santri di al falah ploso. Ploso memiliki banyak sekali cabang pesantren. Ada pesantren yang mengkhususkan kitab saja, ada pesantren yang mengkhususkan sekolah saja, ada pesantren untuk anak-anak sd dan banyak lagi. para kyai mendirikan pesantren untuk membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang memiliki kepribadian islah yang sanggup dengan ilmunya, menjadi mubaligh islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya. Dawuh dari kyai yang selalu saya ingat *Nak kalau kamu jadi guru, dosen, kyai, kamu harus tetap punya usaha sampingan... biar hatimu tidak selalu mengharap pemberian atau bayaran dari orang lain..... karena usaha dari hasil keringatmu sendiri itu barokah....* *Zakatilah ilmu yang kalian miliki. Memiliki harta namun tidak mengeluarkan zakat, hukumnya dosa. Begitu juga ilmu. Pemiliknya dosa Ketika ilmunya tidak dizakati. Apa zakatnya ilmu? Diamaalkan. Memiliki ilmu harus di amalkan. Paling tidak 105 dari ilmu yang dimiliki.* * jangan bingung besok akan jadi apa? Yang penting belajar yang giat.* pesan tersebut membuat saya termotifasi untuk terus berusaha. Karena semua sudah di takdirkan oleh alloh. Banyak sekali pengalaman saya selama di pondok, entah itu suka maupun duka. Saya tetap Bahagia hidup Bersama di pondok, karena saya mendapatkan banyak ilmu yang saya dapat selama di pondok. Sekian kisah saya .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun