Mohon tunggu...
NUZUL LAILYNUR
NUZUL LAILYNUR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahardika Cakrabinaya

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siapa yang Mampu Membawa Kita Keluar dari Pandemi Ganas Ini?

16 Juli 2021   14:00 Diperbarui: 16 Juli 2021   14:28 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Covid-19 datang menyerang hampir seluruh negara di dunia termasuk negara kita Indonesia. Sejak awal diumumkannya pada Maret 2020 kasus ini dari hari kehari meningkat pesat. Keadaan seperti ini merupakan bencana yang tidak dapat dihindari. Beberapa kebijakan telah diupayakan, seperti social distancing dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan, menjaga pergerakan manusia agar angka tingginya penularan dapat dicegah.

Kita tahu bahwa pandemi seperti ini merugikan diberbagai bidang baik ekonomi, sosial, dan pendidikan. Krisis ekonomi adalah krisis yang paling nyata terlihat saat ini karena ada pembatasan sosial. Dilansir dari beberapa artikel pada bulan Desember tahun lalu, mengatakan bahwa ada 9,77 juta pekerja yang di PHK akibat pandemi covid-19 ini dan angka pengangguran semakin melejit tinggi. Di dalam pendidikan pun juga terligat sangat jelas, beberapa sekolah pun ditutup dan diganti dengan sistem online. Banyak keluhan yang datang dari siswa SD sampai mahasiswa, merasa sangat kurang efektif jika pembelajaran secara online  diteruskan. Di bidang sosial dan budaya, beberapa tempat wisata ditutup untuk mengantisipasi penularan virus ini, para pengusaha kecil dan pedagang kecil juga merasakan kerugian yang sangat banyak.

Hal ini tidak dapat dibiarkan secara berlarut-larut. Namun naasnya, fakta yang terjadi di masyarakat sungguh berbeda. Penyebaran hoax tentang virus ini juga melesat dengan tinggi. Dan hal ini membuat suasana di masyarakat menjadi sangat keruh. Banyak orang yang masih tidak mematuhi kebijakan protokol kesehatan yang telah dibuat. Seakan-akan mereka tidak menganggap bahwa virus Covid-19 ini ada. Beberapa himbauan pun tidak dihiraukan, hingga saat ini banyak kasus semakin membludak. Rumah sakit kewalahan menangani pasien yang terus berdatangan. Ada banyak masyarakat yang nekat pergi jalan jalan saat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar. Ditambah lagi kabar simpang siur yang dikutip dari artikel yang berjudul “Korupsi Pengadaan Paket Bansos Covid-19,Saksi Ungkap Aliran Dana untuk Anggota BPK dan Pejabat Kemensos”yaitu korupsi beberapa dana bansos Covid-19 yang menjadi api kericuhan di tengah pandemi ini. Sungguh miris melihat peristiwa-peristiwa seperti ini.

Sebenarnya ini bukan waktunya untuk saling menyalahkan. Mengutip pembicaraan Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa,dan Kawasan Kemenko PMK yaitu bapak Sonny Harry B Harmadi melalui artikel “Teladan gotong-royong saat pandemi” ia mengatakan bahwa di tengah tantangan menghadapi pandemi global Covid-19, kepekaan hati dan solidaritas masyarakat Indonesia sedang diuji.  Ini seharusnya menjadi momen kita untuk saling berjuang bersama sama untuk keluar dari pandemi ganas ini. Kita tahu bahwa Indonesia dikenal dengan adat istiadat gotong royong. Bahu membahu menciptakan rasa aman antar sesama. Baik masyarakat yang patuh pada aturan kebijakan pemerintah dan pemerintah yang sungguh-sungguh dalam menangani kasus Covid-19.

Hal yang patut kita lakukan sebagai masyarakat yang menerapkan gotong-royong dari jaman dahulu adalah saat ada tetangga yang terpapar Covid-19 dan harus melakukan isolasi mandiri sebagai tetangga yang baik dan memiliki jiwa kemanusiaan seharusnya kita tidak perlu menguncilkan nya. Kita sebagai manusia yang tinggal di lingkungan seharusnya mampu memberi dukungan baik batin dan lahir bagi sesama. Seperti menyediakan makanan kepada keluarga yang sedang terpapar Covid-19. Kita juga dapat melakukan kegiatan perkumpulan masyarakat seperti biasa, contohnya arisan atau acara tahlil. Namun dengan cara yang bereda yaitu dilakukan secara online, langkah kecil seperti ini sebenarnya merupakan ikhtiar diri untuk tidak membuat suasana semakin keruh.

Menanamkan sikap dan sifat menjadi pribadi yang terbuka, menerima perbedaan di lingkungan, toleransi yang tak kalah penting dan dapat berbaur serta bersosialisasi dalam lingkungan. Dan membuktikan bahwa masyarakat Indonesia dengan budaya dan adat istiadat yang terkenal dengan keramahan dan kepedulianya kita mampu melewati masa sulit ini. Bersama sama dengan yakin dan penuh rasa memahami antar sesama untuk kebaikan bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun