Mohon tunggu...
Nuyuy Rasyid
Nuyuy Rasyid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pamulang

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membentuk Generasi Berintegritas di Tengah Badai Informasi

13 Desember 2024   15:16 Diperbarui: 14 Desember 2024   16:01 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan karakter bukan sekadar materi pelajaran, melainkan fondasi moral yang membentuk individu berintegritas.  Di era digital yang dibanjiri informasi, pengaruh media sosial, dan permainan daring, tantangan dalam menanamkan nilai-nilai luhur semakin kompleks.  Bagaimana kita memastikan generasi muda tetap memiliki pondasi moral yang kuat di tengah arus deras ini?  Artikel ini akan membahas tantangan dan solusi dalam menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati, serta peran sekolah, keluarga, dan komunitas dalam membentuk karakter generasi muda yang berintegritas.

Tantangan Membentuk Karakter di Era Digital

Perkembangan teknologi digital menghadirkan tantangan unik dalam pembentukan karakter.  Paparan konten negatif di internet,  cyberbullying,  dan kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain di media sosial dapat merusak kepercayaan diri dan nilai-nilai moral anak muda.  Kebebasan akses informasi juga berpotensi menimbulkan misinformasi dan hoaks,  mengancam kemampuan berpikir kritis dan objektif.  Permainan daring yang adiktif dapat mengganggu keseimbangan hidup,  mengurangi waktu untuk aktivitas positif, dan bahkan memicu perilaku agresif.

Solusi dan Strategi Pembentukan Karakter

Menjawab tantangan ini membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak.  Sekolah berperan penting dalam mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kurikulum.  Bukan hanya melalui ceramah, tetapi juga melalui:

- Proyek berbasis masalah (Problem-Based Learning):  Siswa diajak memecahkan masalah nyata yang menuntut kolaborasi,  kejujuran,  dan tanggung jawab.  Contohnya,  proyek penggalangan dana untuk korban bencana alam yang mengajarkan empati dan kerja sama.

- Kegiatan ekstrakurikuler: Ekstrakurikuler seperti debat, volunteering, dan kegiatan sosial-kemasyarakatan dapat melatih kemampuan berpikir kritis, kerja sama tim, dan kepedulian sosial.

- Penggunaan teknologi secara bertanggung jawab:  Sekolah perlu mengajarkan literasi digital,  yaitu kemampuan untuk mengakses,  menilai,  dan menggunakan informasi digital secara bijak dan bertanggung jawab.  Ini termasuk mengenali hoaks,  menghindari cyberbullying, dan menggunakan media sosial dengan bijak.

- Pembelajaran berbasis nilai:  Integrasi nilai-nilai karakter ke dalam mata pelajaran lain,  seperti matematika dan sains,  dapat memperkuat pemahaman dan internalisasi nilai-nilai tersebut.

Peran Orang Tua dan Komunitas 

Selain sekolah, keluarga dan komunitas juga memiliki peran krusial.  Orang tua perlu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun