Di Indonesia pada tanggal 3/9/2022 mengalami kenaikkan BBM dimana partamax yang awalnya Rp12.500 menjadi Rp14.500, pertalite yang awalnya Rp7.650 menjadi Rp10.000 lalu solar yang awalnya Rp5.150 menjadi Rp6.800. Hal ini menyebabkan Sebagian masyarakat Indonesia khususnya kaum menengah kebawah merasa keberatan karena dengan terjadinya kenaikan BBM ini tentulah berakibat juga pada kenaikan bahan pokok.
Banyak masyarakat yang berupaya untuk menyuarakan keadaannya agar harga BBM bisa Kembali seperti semula, akan tetapi tanpa mereka ketahui bahwasanya kenaikan BBM ini berasal dari beban subsidi BBM dan kompensasi energi yang membengkak pada tahun 2022 hingga Rp 502 triliun Oleh karena itu, pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi, yaitu Pertalite dan Solar.
Dikutip dari Kompas.com (7/4/2022), Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, alasan harga Pertamax naik untuk menghindari kerugian akibat lonjakan harga minyak mentah dunia imbas konflik bersenjata di Ukraina.
Memang kenaikan BBM ini memiliki dampak positif dan negative yang seharusnya pemerintah sudahlah memepersipkan solusi atas kebijakan ini, agar masyarakat menengah kebawah tidak terlalu merasa kesusahan. bukannya pemerintah hanya diam saja membiarkan masyarakat yang menanggung semua konsekuensinya sendiran.Â
Terlebih lagi terjadi kenaikan kedua pada pertamax yang bertahan hingga sekarang yaitu di harga Rp14.500, dilihat sejauh ini pemerintah belum memberikan solusi atas kasus ini, tetapi pemerintah justru memberikan alasan kenaikan bbm bertujuan untuk melatih masyarakat aggar bisa hidup lebih hemat.
Ungkapan ini membuat Sebagian besar masyarakat merasa di beratkan dan kecewa pada sistem pemerintahan yang tidak bisa memberikan solusi terbaik untuk masyarakatnya.Â
Akibat dari lonjakan harga BBM ini tentunya seluruh haraga dalam pasar ekonomi pun ikut meningkat, hal inilah yang membuat masyarakat kesusahan sehingga merasa pemerintah kurang siap dalam meberikan solusi untuk kehidupan rakyat.
Alangkah baiknya jika pemerintah bisa lebih memperhatikan berbagai macam dampak yang akan menyerang masyarakat sebelum mereka membuat kebijakan-kebijakan baru, serta bisa berpikir kritis terhadap suatu persoalan yang sedang terjadi agar tidak menimbulkan konflik kedepan nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H