Mohon tunggu...
Anisah Muzammil
Anisah Muzammil Mohon Tunggu... Editor - Editor/Penulis

Penulis lepas/Editor/Mentor Ibu rumah tangga, 4 anak Penulis buku Jemuran Putus www.instagram.com/anisah_muzammil www.facebook.com/anisah.muzammil

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Benarkah Penyebutan Istilah 'Berbagi Takjil' Itu Salah Kaprah?

27 Maret 2023   03:07 Diperbarui: 27 Maret 2023   04:46 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Ramadan adalah salah satu momen yang kaya akan tradisi di Indonesia. Misalnya, tradisi berbagi yang ditujukan untuk masyarakat pengguna jalan selepas pulang kerja menjelang berbuka puasa.       Selama bulan Ramadan kita kerap mendengar orang-orang menyebut istilah 'Berbagi Takjil' sebagai bentuk kegiatan sosial yang dilakukan untuk menuai pahala pada bulan Ramadan. Istilah tersebut sudah lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam menyebutkan kata lain dari 'berbagi makanan untuk berbuka. Takjil sendiri memang bermakna makanan atau camilan ringan yang disajikan untuk menyegerakan berbuka puasa.
   
Namun, beberapa pihak mengeklaim bahwa istilah 'berbagi takjil' itu salah kaprah karena mereka merujuk pada asal kata 'takjil' dalam bahasa Arab yang bermakna 'menyegerakan'. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa 'berbagi hidangan berbuka' lebih tepat digunakan ketimbang  kata 'takjil' itu sendiri.
   
Wikipedia mencatat bahwa secara etimologi, makna 'takjil' adalah 'menyegerakan' yang berasal dari kata dasar 'ajjala sebagai verba transitif. Sedangkan kata turunannya adalah 'ta'jiil yang berarti 'penyegeraan dalam hal berbuka puasa. Maka, jika dilihat dari etimologinya, 'takjil' itu sendiri tidak berhubungan dengan makanan. Hal ini yang membuat masyarakat beranggapan bahwa penggunaan istilah 'berbagi takjil' itu salah kaprah.
   
Namun, Badan Bahasa mencatat bahwa kata 'takjil' memiliki perluasan makna. Selain bermakna 'menyegerakan', KBBI IV merekam bahwa kata 'takjil' juga berarti penganan atau minuman untuk berbuka puasa'.
   
Setiap bahasa memiliki dinamika dan perkembangan yang berbeda-beda sehingga sering kali ada perdebatan mengenai penggunaan kata atau istilah tertentu. Dengan kata lain, kita tidak bisa memungkiri perkembangan bahasa yang mengakibatkan pergeseran makna atau perluasan dari sebuah kosakata.
   
Oleh karena itu, kita harus pahami bagaimana kata atau istilah tersebut diterima dan digunakan oleh masyarakat luas. Jika istilah 'berbagi takjil' sudah umum digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk merujuk pada kegiatan sosial berbagi penganan untuk berbuka, sebaiknya kata tersebut tetap dipahami dengan makna tersebut.
   
Semoga tidak ada lagi anggapan salah kaprah tentang istilah 'berbagi takjil' karena sesuai urf atau kebiasaan masyarakat Indonesia bahwa 'takjil' berarti penganan atau minuman untuk hidangan berbuka puasa sebagaimana yang tercatat dalam KBBI versi kemdikbud.go.id. Jadi, penggunaan kata 'berbagi takjil' sudah benar dan umum di gunakan dalam lingkup bahasa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun