Mohon tunggu...
Nuty Laraswaty
Nuty Laraswaty Mohon Tunggu... Penulis - Digital Marketer , penulis konten

owner my own law firm,bravoglobalteam founder,trainer network marketing, trading, speaker in radio program( heartline fm - gaya fm) and multiply seminars,mc

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mafia Minyak di Indonesia

3 Juli 2014   06:07 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:43 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam salah satu acara televisi swasta, dibahas bersama mengenai Mafia Minyak. Menarik karena membahas alur bagaimana diperolehnya ekstra dana dengan adanya anak perusahaan milik Pertamina di luar negeri, keuntungan dari insentif perpajakan di salah satu negara di luar negeri . Ini adalah rahasia umum, yang kemudian dibuka secara terang-terangan menjelang hari H Pemilu.

Menarik untuk mencermati pemilihan waktu yang diusung oleh para nara sumber dan pewawancara. Mudah untuk timbul suatu dugaan, adanya suatu muatan politik untuk menjatuhkan salah satu kandidat peserta Capres dan Cawapres.

Namun saat mantan Menteri di era Soeharto yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Emil Salim membenarkan ada mafia minyak di sektor perminyakan Indonesia. Timbul pemahaman, memang sekarang saatnya untuk menyampaikan secara blak-blakan kepada rakyat, agar tidak ada lagi rasa kecewa di hati rakyat nantinya, apabila mengetahui dibelakang hari.

Langkah penyampaian ini sebaiknya tetap di jalur yang tepat, dan tidak dipublikasikan secara terfokus pada salah satu individu maupun kelompok, supaya tidak disebutkan sebagai ada alasan kepentingan politis. Disinilah perlunya seorang "public relation" yang baik, supaya penyampaian tetap pada akar masalah dan tidak melebar kemana-mana.

Pertanyaan , siapakah yang dapat melakukan ini, di tengah carut marutnya dunia perpolitikan kampanye gelap saat ini. Siapapun orang itu, pasti tetap akan mendapat cap, menggunakan kesempatan ini untuk menjatuhkan individu  maupun kelompok.

Saat ini, orang tidak begitu dapat berpikir jernih, sehingga secara otomatis, saat mendengarkan pemberitaan yang menyerempet salah satu kandidat peserta Capres dan Cawapres. Akan langsung memikirkan, ini adalah kampanye gelap.

2-7-2014

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun