Sebagai mana biasanya setiap Keputusan selalu menimbulkan pro dan kontra. Itulah awal program Pembangunan jembatan di wacanakan oleh pemerintah propinsi Maluku.Â
Hal ini dapat terjadi dengan pandangan bahwa jika jembatan merah putih dibangun akan mematikan pendapatan rakyat kecil dalam mencari nafkah seperti speedboat yang mengangkut mahasiswa, atau perahu yang menyeberangkan mahasiswa pasti akan terancam. Dan menang pada akhirnya transportasi KM Ferry dan perahu-perahu nelayan kecil yang beroperasi sebelumnya secara otomatis gulung tikar.
Jembatan ini memiliki panjang sekitar 1.140 meter dan terdiri dari tiga bagian utama: jembatan utama, jembatan penghubung, dan jalan akses. Bagian utama jembatan memiliki panjang sekitar 300 meter dan dibangun dengan struktur kabel gantung, yang memberikan kekuatan dan stabilitas tambahan terhadap jembatan tersebut.
Tantangan dalam Pembangunan
Membangun Jembatan Merah Putih tidaklah tanpa tantangan. Kondisi geografis dan cuaca ekstrem di Ambon menjadi salah satu kendala utama. Selain itu, pembangunan juga harus mempertimbangkan aspek lingkungan dan keberlanjutan, mengingat pentingnya Teluk Ambon sebagai habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna laut.
Manfaat dan Dampak Positif
Sejak diresmikan pada bulan April 2016 oleh Presiden Joko Widodo, Jembatan Merah Putih telah memberikan berbagai manfaat signifikan bagi masyarakat Ambon. Beberapa di antaranya adalah:
Peningkatan Aksesibilitas.
 Waktu tempuh antara kawasan Galala dan Poka berkurang drastis, dari sebelumnya sekitar satu jam menjadi hanya beberapa menit.
  Pertumbuhan Ekonomi.
 Dengan akses yang lebih mudah, distribusi barang dan jasa menjadi lebih efisien, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.