Jembatan Merah Putih Ambon: Ikon Kemajuan dan Simbol Persatuan
Sebelum dibangunnya jembatan merah putih, maka transportasi dari kota Ambon menuju bandara Pattimura merupakan perjalanan yang cukup jauh.Â
Mengapa karena harus melewati daerah Passo dan sekitarnya kurang lebih satu jam perjalanan. Bagi mahasiswa Unpatti satu-satunya transportasi adalah menaiki Ferry dari Galala menuju arah  Poka tempat menuntut ilmu di sana.
 Atau sebagai lagi menaiki perahu galala menuju poka.  Tetapi semua nya transportasi ini telah ditinggalkan  penggunaanya setelah Jembatan Merah Putih difungsikan sebagai jalan utama.
Jembatan Merah Putih adalah salah satu ikon kebanggaan kota Ambon, Maluku. Dibangun dengan tujuan untuk menghubungkan dua wilayah yang sebelumnya dipisahkan oleh Teluk Ambon, jembatan ini tidak hanya menjadi solusi infrastruktur yang krusial tetapi juga simbol persatuan dan kemajuan bagi masyarakat Ambon.
 Latar Belakang dan Pentingnya Jembatan Merah Putih
Kota Ambon, sebagai ibu kota provinsi Maluku, memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata, perdagangan, dan perikanan. Namun, akses yang terbatas antara kawasan Galala dan Poka sering kali menjadi penghambat bagi mobilitas masyarakat dan distribusi barang.Â
Sebelum adanya jembatan ini, warga harus menyeberangi teluk dengan perahu atau memutar melalui jalur darat yang memakan waktu lebih lama. Jembatan Merah Putih dibangun untuk mempermudah akses tersebut dan mendukung perkembangan ekonomi setempat.
 Proses Pembangunan
Pembangunan Jembatan Merah Putih dimulai pada tahun 2011 dan selesai pada tahun 2016. Proyek ini menelan biaya sekitar 772 miliar rupiah, yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).