Mohon tunggu...
Demianus Nahaklay
Demianus Nahaklay Mohon Tunggu... Dosen - Announcer

Menjadi penyiar di radio adalah tugas mulia yang memungkinkan untuk mengedukasi, membangun persahabatan dan memberi solusi atas masalah sosial di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menuju Kebahagiaan Bersama: Peran Penting Bimbingan Pastoral dalam Persiapan Rumah Tangga

4 Januari 2024   09:35 Diperbarui: 4 Januari 2024   10:19 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Menuju Kebahagiaan Bersama: Peran Penting Bimbingan Pastoral dalam Persiapan Rumah Tangga"

Memasuki rumah tangga itu mudah tetapi menjalaninya tidak mudah. Mempersatukan dua pribadi yang berbeda adalah hal yang serius yang harus dipersiapkan sedini mungkin. Dengan mempesiapakan kehidupan mental dan spiritual, sebuah rumah tangga akan menikmati kebahagiaan seperti yang dirindukan setiap orang.

Memasuki rumah tangga bukanlah hal yang mudah dijalani, tetapi sebuah awal perjalanan yang baru pertama kali dijalani oleh sepasang calon mempelai. Oleh sebab itu, kedua mempelai perlu diberikan bimbingan dan arahan agar mereka tidak tersandung dan jatuh dalam perjalanan rumah tangga yang baru.

Memasuki rumah tangga berarti menyatukan dua pribadi yang memiliki karakter, sifat, dan kebiasaan yang berbeda. Perbedaan ini menjadi potensi pemicu konflik dalam rumah tangga. 

Tujuan utama seseorang yang ingin menikah seringkali terdengar sederhana, yaitu untuk hidup bahagia. Namun, realitasnya tidak semudah itu. 

Kebahagiaan tidak datang secara spontan, tetapi situasi yang diciptakan melalui kematangan dan kesedwasaan dari keluarga tersebut. Menyadari hal ini, gereja memiliki tanggung jawab penuh dalam mempersiapkan sepasang muda-mudi sebelum menuju ke pelaminan.

Bimbingan dan arahan sudah seharusnya dimulai sejak masa berpacaran. Ini bertujuan untuk menghindarkan mereka dari pergaulan bebas dan menjadikan masa berpacaran sebagai periode untuk saling mengenal satu sama lain, keluarga, serta membangun komitmen menuju pernikahan. 

Bahkan juga jika masih pada masa studi, semua hal dapat dicari Solusi agar tidak mengorbankan masa  studi hanya hanya karena gagal menata hidup.

Persiapan pernikahan melibatkan banyak hal, mulai dari kartu undangan, gaun pengantin, hingga resepsi pernikahan. Namun, di atas semua itu, persiapan secara spiritual menjadi pondasi utama bagi perjalanan rumah tangga. 

Menurut ajaran iman Kristen, bahwa : Orang bodoh mendirikan rumah diatas pasir dan akan roboh ketiba badai dan banjir melanda rumah itu, dan pasti hebatlah keruskannya. 

Orang  bijaksana, mereka mendirikan rumah diatas batu karang, Ketika datang hujan dan angin rumah itu tidak akan rubuh sebab fondasinya sangat kuat yaitu didirikan diatas batu ( Mat. 7:2-27). Fondasi yang kuat menjadi kunci agar rumah tangga tidak roboh. Itulah Impian setiap keluarga.

Tahapan selanjutnya adalah bertunangan. Calon mempelai laki-laki bersama keluarga dan kedua orang tua pergi ke rumah keluarga calon perempuan untuk menyampaikan maksud dan tujuan mereka. 

Di sini terjalin komunikasi dan keakraban yang sangat indah.  Penentuan hari dan tanggal pernikah pun menjadi bahan perbincangan melalui momen ini. Acara spesial diantara kedua calon adalah pertukaran cincin dan saling memberi hadiah diantara kedua pasangan.

Acara pertunangan  (Sumber: FB Seth Radja)
Acara pertunangan  (Sumber: FB Seth Radja)

Menjelang hari pernikahan, konseling pranikah menjadi langkah penting untuk membekali pemahaman kedua calon mempelai. Konseling pranikah penting karena mempersiapkan calon pasangan suami istri masuk ke rumah tangga Kristen sehingga  dalam menjalani kehidupan bersama  mampu menghadapi situasi yang sulit, baik internal maupun eksternal yaitu rumah tangga Kristen yang dibangun atas dasar iman kepada Tuhan Yesus Kristus (https://jurnal.sttsetia.ac.id). 

Materi yang disampaikan mencakup hubungan serta iman  pribadi dengan Tuhan, masalah kesehatan, keuangan, pekerjaan, serta aspek-aspek lain yang relevan dengan kehidupan rumah tangga.

Mengakhiri proses persiapan, momen bimbingan khusus bagi orang tua dari kedua belah pihak menjadi esensial. Hal ini dilakukan untuk menghindari intervensi yang berlebihan setelah pernikahan, membiarkan pasangan muda mengatur rumah tangganya sendiri.

Konflik dalam rumah tangga sering kali muncul ketika orang tua terlalu mengintervensi. Melalui bimbingan khusus setiap orang mengerti batas-batasnya. 

Dan jika semua pihak mengetahui batas yang telah ditetapkan maka, orang tua hanya menjadi motivator, membimbing dan mengarhakan kedua calon mempelai saat diterpa badai rumah tangga. 

Bukan lagi menjadi orang tua pengambil Keputusan. Keputusan ada di tangan kedua calon yang telah menikah.

Proses bimbingan khusus bagi orang tua diakhiri dengan doa bersama, memohon tuntunan Tuhan atas pernikahan kedua mempelai. Doa ini menjadi penutup yang penuh harap, agar langkah mereka dalam membangun rumah tangga baru dilimpahkan dengan berkat dan tuntunan tangan Tuhan sendiri. 

https://www.freepik.com/free-photo/high-angle-children-holding-hands
https://www.freepik.com/free-photo/high-angle-children-holding-hands

Dengan fondasi spiritual yang kokoh, diharapkan rumah tangga mereka akan menjadi landasan yang kuat dan langgeng dalam perjalanan kebahagiaan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun