Perjalanan Menjadi Kompasioner Ala Pertumbuhan Seorang Bayi"
Bagaikan kelahiran seorang bayi yang tidak punya pegangan, satu-satunya cara yang ia lakukan adalah teriakan histris yang dilantunkan menghiasi ruangan operasi saat keluar dari rahim seorang perempuan. Teriakkan pertama itulah yang membangkitkan semangat seorang ibu yang sedang dibayang -bayangi antara hidup dan mati. Hal Ajaib yang terjadi justru teriakan bayi pertama kali terdengar dan seorang ayah yang sedang menanti diluar ruang operasi dengan denyutan jantung yang tidak menentu, tiba-tiba terpacar diwajahnya, rasa kagum, penuh gairah hidup dan semangat, serta wajah yang berlinang air mata.
Beranjak dari pengalaman penulis bagaimana menanti saat-saat kelahiran putri pertama. Seorang bayi yang tak berdaya tidak punya kemampuan apa-apa selain bergantung penuh kepada orang tua. Tetapi perkembangan dan pertumbuhan seorang bayi tidak dapat dibendung dengan cara apapun, ia berkembang dan bertumbuh, dibimbinng oleh orang dewasa semakin hari semakin menjadi pribadi yang kuat dan hidup mandiri.
Perjalanan saya awal bergabung dengan kompasiana, 26 Oktober 2023, bagaikan kelahiran seorang bayi yang tak berdaya. Hal ini awal mulanya dipicu oleh sebuah artikel di platform facebook teman Billy, saya dengan sengaja berikan pertanyaan singkat: “Bagaimana cara mendaftar?” dengan tidak mengaharapkan jawaban. Entah bagaimana, tiba-tiba Billy kontak saya untuk menuntun saya registrasi dengan cara di pandu melalui Vidio call pada malam hari pukul 22.00 wit.
Harapan saya yang penting sudah registrasi, kapan-kapan jika ada waktu baru perlahan menulis, karena memang belum paham sedikitpun bagaimana memulainya. Herannya, setelah registrasi akun kompasiana, saya disuruh tulis artikel pertama. Waooo…apa yang harus saya tulis? Seperti seorang guru yang mengasah otak anak didiknya dan memberikan PR kepadanya, diberikan waktu sekitar 15 menit untuk menulis…saya coba dengan artikel pertama dengan Judul "Tips Mengatasi Kecemasan" .Pengalaman pertama menjadi seorang announcer di radio. Secara mendetail saya dituntun sampai menayangkan artikel perdana malam itu dan hasilnya tidak belum berlebel biru……
Apakah saya patah semangat? Tidak!.... Saya terus mencoba sampai hari ke 27, saya dapat memahami beta indahnya menulis dikompasiana, banyak relasi, melatih kita berpikir, melihat poin bertambah dari level debutan sampai sudah Junior. Apalagi dua artikel saya tembus menjadi AU semakin semangat, setiap hari selalu ingat apa yang harus tulis hari in? Apa yang harus saya tulis hari besok? Saya jadi optimis bahwa pengalaman menulis dikompasiana tiada terjadi secara instan tetapi dibutuhkan kemauan, ketekunan dan kerja kerasa pasti mendapat hasil yang maksimal yaitu naik level yang lebih tinggi. Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H