Mohon tunggu...
Demianus Nahaklay
Demianus Nahaklay Mohon Tunggu... Dosen - Announcer

Menjadi penyiar di radio adalah tugas mulia yang memungkinkan untuk mengedukasi, membangun persahabatan dan memberi solusi atas masalah sosial di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjalanan Menjadi Kompasianer Ala Pertumbuhan Seorang Bayi

23 November 2023   16:19 Diperbarui: 29 November 2023   05:35 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Perjalanan Menjadi  Kompasioner Ala Pertumbuhan Seorang Bayi"https://www.pexels.com/photo/dreamy-ethnic-businessman-thinking-about-project-7129700/

 Perjalanan Menjadi  Kompasioner Ala Pertumbuhan Seorang Bayi"

Bagaikan kelahiran seorang  bayi yang  tidak punya pegangan, satu-satunya cara yang ia lakukan adalah teriakan histris yang dilantunkan menghiasi ruangan operasi saat keluar dari rahim seorang perempuan. Teriakkan pertama  itulah yang membangkitkan semangat seorang ibu yang sedang dibayang -bayangi antara hidup dan mati. Hal Ajaib yang terjadi justru teriakan bayi pertama kali terdengar  dan seorang ayah yang sedang menanti  diluar ruang operasi dengan denyutan jantung yang tidak menentu, tiba-tiba terpacar diwajahnya, rasa kagum, penuh gairah hidup dan semangat, serta wajah yang berlinang air mata.

Beranjak dari pengalaman  penulis bagaimana menanti saat-saat kelahiran  putri pertama. Seorang bayi yang tak berdaya tidak punya kemampuan apa-apa selain bergantung penuh kepada orang tua. Tetapi perkembangan dan pertumbuhan seorang bayi tidak dapat dibendung dengan cara apapun, ia berkembang dan bertumbuh, dibimbinng oleh orang dewasa semakin hari semakin menjadi pribadi yang kuat dan hidup mandiri.

Perjalanan saya awal bergabung dengan kompasiana, 26 Oktober 2023, bagaikan kelahiran seorang bayi yang tak berdaya. Hal ini awal mulanya dipicu oleh sebuah artikel di platform facebook teman Billy,  saya dengan sengaja berikan pertanyaan singkat: “Bagaimana cara mendaftar?” dengan tidak mengaharapkan jawaban. Entah bagaimana, tiba-tiba Billy kontak saya untuk menuntun saya registrasi dengan cara di pandu melalui Vidio call pada malam hari pukul 22.00 wit. 

 Harapan saya yang penting sudah registrasi, kapan-kapan jika ada waktu baru perlahan menulis, karena memang belum paham sedikitpun bagaimana memulainya. Herannya, setelah registrasi akun kompasiana, saya disuruh tulis artikel pertama.  Waooo…apa yang harus saya tulis? Seperti seorang guru yang mengasah otak anak didiknya dan  memberikan PR kepadanya, diberikan waktu sekitar 15 menit untuk menulis…saya coba dengan artikel pertama dengan Judul "Tips Mengatasi Kecemasan" .Pengalaman pertama  menjadi seorang announcer di radio. Secara mendetail saya dituntun sampai menayangkan artikel perdana malam itu dan hasilnya tidak belum berlebel biru……

Apakah saya patah semangat?  Tidak!.... Saya terus mencoba sampai hari ke 27, saya    dapat memahami beta indahnya menulis dikompasiana, banyak relasi, melatih kita berpikir, melihat poin bertambah dari level debutan sampai sudah Junior. Apalagi dua artikel saya tembus menjadi AU semakin semangat, setiap hari selalu ingat apa yang harus tulis hari in? Apa yang harus saya tulis hari besok? Saya jadi optimis bahwa pengalaman menulis dikompasiana  tiada terjadi secara instan  tetapi dibutuhkan kemauan, ketekunan dan kerja kerasa pasti mendapat hasil yang maksimal yaitu naik level yang lebih tinggi. Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun