Pagi itu, ketika saya bangun, saya disambut dengan sebuah berita pada tanggal 14 November 2023 yang berjudul "Inovasi yang Membantu Jutaan Orang." Cerita ini menceritakan tentang seorang siswa berusia 20 tahun yang mendapatkan penghargaan tertinggi karena menemukan cara untuk memulihkan penglihatan tanpa harus melalui operasi.Â
Penemuan ini dianggap sebagai terobosan terbaru yang dapat menyelamatkan jutaan orang dari kebutaan, dan bagaimana warga Indonesia dapat merasakan manfaatnya. Rian Yohanes, sang penemu, memberikan kebahagiaan kepada peserta Konferensi Internasional Dokter Mata, termasuk tokoh-tokoh terkemuka dalam dunia kedokteran mata, seperti dokter mata terkenal, profesor, dan dokter sains. Rian Yohanes telah mengembangkan formula unik untuk memulihkan penglihatan, dan penerapannya telah diterima oleh organisasi ilmiah terkemuka di Indonesia.Â
Para ahli dari Lembaga Kesehatan Indonesia turut terlibat dalam pembuatan alat visual baru yang revolusioner, dan metode ini dianggap sebagai sensasi dalam bidang oftalmologi (https://healthyasia-store.com/ev/optikon). Meskipun kebenaran dan motivasi di balik pembuatan berita ini tidak terlalu penting bagi saya, namun setiap hari kita menggunakan mata untuk menjalani rutinitas sehari-hari, mulai dari pekerjaan kantor, membersihkan rumah, hingga berolahraga.
Fungsi utama mata sebagai panca indera penglihatan ternyata melibatkan banyak aspek lain yang mungkin belum kita ketahui. Banyak masyarakat masih kurang memahami betapa pentingnya fungsi mata bagi kehidupan manusia, sehingga seringkali abaikan terhadap kesehatan mata. Mata bukan hanya alat komunikasi dan penglihatan, tetapi juga penjaga keseimbangan, alat pembelajaran, dan bahkan sebagai kamera pengawas.
Ketika seseorang memulihkan penglihatannya, kegembiraan pun menyertainya, karena dengan mata yang pulih, ia dapat kembali menjalankan aktivitas sehari-hari seperti semula. Namun, pertanyaannya muncul: Apakah fungsi mata hanya sebatas itu? Apakah memiliki mata yang normal hanya untuk kesenangan pribadi tanpa memberikan dampak positif bagi sesama manusia?
Dalam sebuah artikel dari kapanlagi.com pada tanggal 2 Maret 2021, dikemukakan bahwa ada sisi lain dari mata, yaitu mata hati. Mata hati adalah perumpamaan yang mencerminkan perasaan tulus di dalam hati. Sebuah contoh nyata adalah perempuan kelahiran tahun 1945 yang menggunakan matanya untuk membantu sesama manusia yang membutuhkan pertolongan. Meskipun sebagai seorang wanita tua yang menjalani kehidupan dengan keras sebagai pedagang kacang goreng, ia selalu tegar dan setia dalam beribadah.
Sisi spiritual dan sosialnya menciptakan keunikan dalam kehidupannya. Ia menjelaskan bahwa ia selalu mendoakan setiap orang yang membeli dagangannya, tanpa memandang status sosial atau pekerjaan mereka. Ketika ditanya mengapa ia selalu berbuat demikian, jawabannya menggugah hati: "Sebab saya tidak bisa menahan hati melihat orang lain susah. Meskipun mereka dokter, PNS, pedang di toko memiliki pekerjaan, dan keluarga yang utuh, belum tentu mereka bahagia. Mereka butuh bantuan dari saya."
Tindakan baik wanita tua ini seharusnya menjadi cermin bagi kita semua. Terkadang, kita terlalu fokus merawat mata jasmani dengan harga yang mahal, tetapi kita lupa untuk membuka mata hati kita terhadap penderitaan orang lain. Mata yang kita miliki seharusnya tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga untuk kepentingan orang lain. Di mana pun kita berada, selalu ada orang yang membutuhkan pertolongan. Pertanyaannya sekarang, apakah mata hati kita berfungsi secara maksimal? Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H