Bahasa daerah adalah kekayaan budaya Indonesia yang patut dijaga. Bahasa daerah Moa, yang digunakan oleh masyarakat di Desa Moain, Tounwawan, Klis, Patti, Kaiwatu, Kecamatan Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, masih tetap dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi orang Moa, penggunaan bahasa daerah saat berinteraksi dengan sesama dianggap penting untuk memperkuat rasa kekeluargaan dan persaudaraan. Mereka menganggap bahwa tidak menggunakan bahasa daerah saat bersua dengan sesama orang Moa, terutama bagi mereka yang telah lama merantau atau berpendidikan, dapat dianggap sombong dan tidak mencintai asal daerahnya. Oleh karena itu, disarankan agar dalam pertemuan dengan sesama orang Moa, kita menggunakan bahasa daerah Moa sebagai bentuk penghormatan dan untuk memperkuat ikatan kekeluargaan.
Penggunaan bahasa daerah juga memiliki dampak positif dalam memperkaya kebudayaan dan memperkuat identitas suatu daerah. Bahasa daerah menjadi sarana untuk memahami lebih dalam kebudayaan yang melingkupinya, memudahkan penentuan sikap dan perilaku dalam pergaulan sehari-hari. Selain itu, penggunaan bahasa daerah juga dapat memperkuat rasa kebersamaan dan persatuan antarwarga di suatu daerah. Saya pribadi merasakan kedekatan dengan orang Moa, terutama di Dusun Poliwu, saat berkomunikasi melalui telepon. Rasa rindu dan kesadaran akan keakraban dengan keluarga di Moa terasa kuat.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan bahasa daerah juga menghadapi ancaman kepunahan. Pada masa lalu, terjadi larangan penggunaan bahasa daerah bagi murid-murid SD termasuk saya, dengan alasan bahwa penggunaan bahasa daerah dapat membuat kami menjadi kurang cerdas. Kepunahan bahasa daerah telah menjadi isu yang sering dibicarakan, namun saat ini ada upaya untuk mempertahankan keberlangsungannya di Indonesia. Salah satu upaya tersebut dilakukan melalui seminar-seminar yang membahas tentang bahasa daerah dan keberlangsungannya.
Dalam konteks masyarakat Moa, penggunaan bahasa daerah Moa tetap dianggap penting untuk memperkuat rasa kekeluargaan dan persaudaraan. Penggunaan bahasa daerah Moa diharapkan dapat memperkaya kebudayaan dan memperkuat identitas daerah tersebut. Pengalaman pribadi saya sebagai pelayan jemaat juga menunjukkan bahwa penggunaan bahasa daerah Moa dapat menciptakan suasana keakraban dan kekeluargaan, seperti saat saya berperan sebagai penerjemah Bahasa daerah Moa untuk berkomunikasi dengan seorang lansia yang tidak dapat berbahasa Indonesia.
Oleh karena itu, upaya untuk mempertahankan keberlangsungan bahasa daerah Moa di Indonesia perlu terus dilakukan. Penggunaan bahasa daerah Moa perlu dijaga dan dilestarikan agar tidak mengalami kepunahan seiring dengan perkembangan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H