Tumbuhan kelor, yang memiliki nama Latin Moringa oleifera, merupakan tanaman yang akrab di telinga masyarakat Indonesia. Menurut sejarah, tanaman kelor berasal dari kaki gunung Himalaya atau India Utara, kemudian menyebar ke Afrika dan negara-negara tropis, termasuk Indonesia (dkjn.kemenkkeu.go.id> bulan Agustus 2022). Seiring dengan perkembangan internet, pengetahuan mengenai manfaat kelor mulai tersebar luas di kalangan masyarakat Indonesia melalui artikel-artikel di media elektronik.
Beberapa contoh manfaat yang banyak dibicarakan adalah manfaat daun kelor untuk kesehatan (diakses.badungkab.go.id>), seperti menurunkan kadar gula darah, mengurangi peradangan, melawan radikal bebas, menurunkan kadar kolesterol darah, mendukung kesehatan otak, mencegah kanker, meningkatkan produksi ASI, mengurangi gejala menopause, menjaga kesehatan kulit, meningkatkan daya ingat, dan menjaga kesehatan mata, serta manfaat lainnya.
Namun, paradigma masyarakat di era tahun 1970-1990 an berbeda. Di dusun Poliwu, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, masyarakat tidak asing dengan kelor meskipun belum begitu familiar dengan manfaatnya. Kelor tumbuh secara alami tanpa dibudidayakan oleh masyarakat setempat. Di tengah keterbatasan akses informasi pada masa itu, mereka tidak menyadari potensi manfaat daun kelor untuk kesehatan seperti yang diketahui saat ini.
Meskipun pada masa itu masyarakat dusun Poliwu tidak mengenal manfaat kesehatan dari kelor, daun kelor tetap menjadi salah satu sumber makanan selama krisis ekonomi parah akibat musim kemarau yang panjang. Masyarakat mengonsumsi daun kelor bukan karena menyadari manfaat kesehatannya, melainkan sebagai cara untuk mengisi perut yang lapar dan menjaga kelangsungan hidup sehari-hari.
Sejak kecil hingga tingkat pendidikan pasca sarjana, penulis mengalami kelor sebagai bagian penting dalam konsumsi harian. Meskipun pada awalnya dikonsumsi sebagai bahan makanan untuk mengatasi krisis ekonomi, di balik itu, daun kelor memberikan manfaat yang sangat berarti bagi kesejahteraan masyarakat dusun Poliwu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H