Taruna Siaga Bencana, yang selanjutnya disingkat TAGANA, adalah relawan sosial atau Tenaga Kesejahteraan Sosial yang berasal dari masyarakat dan memiliki kepedulian serta aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial Republik Indonesia (Indonesiabaik.id). TAGANA ditetapkan untuk memberdayakan generasi muda dalam penanggulangan bencana.
Tugas yang diemban oleh TAGANA adalah melaksanakan penanggulangan bencana, baik pada pra bencana, pasca bencana, dan tugas-tugas penanganan permasalahan sosial lainnya terkait dengan penanggulangan bencana. TAGANA dibentuk untuk menyikapi rancangan bangun sistem penanggulangan bencana berbasis Masyarakat pada tahun 2022 di Lembang. Selanjutnya, pada tanggal 25 Maret 2004, para pelopor TAGANA berhasil mendeklarasikan TAGANA. Legalitas organisasi TAGANA sesuai dengan SK Kemensos RI No 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Taruna Siaga Bencana
Menyikapi bencana alam yang sering melanda Indonesia dari tahun ke tahun, BPH Gereja Bethel Indonesia, yang beralamat di Graha Bethel Jalan Jenderal Ahmad Yani RT.8/RW.3, Cempaka Putih Timur, DKI, sebagai mitra kerja pemerintah di bawah bidang Pelmas (Pelayanan Masyarakat), merasa terpanggil untuk mengambil bagian pada program pemerintah dengan membentuk TAGANA Rajawali Indonesia. Anggota TAGANA Rajawali GBI tidak hanya berasal dari DKI Jakarta sebagai ibu kota RI, tetapi saat ini anggota TAGANA Rajawali telah terbentuk hampir menjangkau seluruh provinsi dan kabupaten di Indonesia. Menurut laporan republika.co.id, Kementerian Sosial (Kemensos) mencatat jumlah anggota TAGANA Indonesia hingga kini masih 35.054 orang dan masih dibutuhkan 120 ribu orang bergabung menjadi relawan TAGANA.
Gereja Bethel Indonesia sebagai mitra kerja pemerintah, maka pada tahun 2018, tepatnya tanggal 23-26 Oktober 2012, bertempat di desa Hatiwe Besar Kota Ambon Propinsi Maluku, diadakan Pemantapan (TAGANA) Rajawali oleh Pelmas BPH GBI Pusat bekerjasama dengan Dinas Sosial Propinsi Maluku dengan jumlah peserta sebanyak 130 orang dan sekarang terus bertambah. Peserta pemantapan TAGANA direkrut dari berbagai latar belakang seperti pemuda, mahasiswa, para pensiunan PNS, dokter, para pendeta, ibu-ibu rumah tangga, serta masyarakat umum lainnya yang merasa terpanggil untuk pelayanan kemanusiaan.
Guna meningkatkan ketrampilan serta mengasah skill anggota TAGANA, Dinas Sosial Propinsi Maluku selalu berupaya menyelenggarakan Pemantapan bagi anggota TAGANA Rajawali sebagai kesiapan menghadapi setiap bencana alam di Maluku.
Saya bergabung menjadi anggota TAGANA Rajawali Indonesia sejak tahun 2018. Dalam hal ini, sebagai relawan, harus selalu siap turun ke lapangan saat terjadi bencana alam. Banyak suka dan duka menjadi anggota TAGANA. Namun, saya merasa bangga sebagai relawan saat saya bisa secara langsung menyaksikan dan mendengar jeritan tangisan mereka yang tertimpa bencana alam seperti banjir, longsor, kebakaran, dan lain-lain. Prinsip TAGANA adalah One Command (Satu Komando), One Rule (Satu Aturan), One Corps/Unity (Satu Korsal/Unit) dengan motto TAGANA “We are the first to help and care” serta slogan Sigap Tanggap. Prinsip, motto, dan slogan TAGANA biarlah menjadi motor penggerak dan semangat pantang menyerah TAGANA Rajawali di mana saja sebagai mitra kerja pemerintah untuk terus berjuang dan menolong sesama insan manusia yang tertimpa bencana tanpa memandang latar belakang yang berbeda. TAGANA Rajawali tetap Sigap Tanggap.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI