Mohon tunggu...
Nuskhan Abid
Nuskhan Abid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Institut Agama Islam Negeri Kudus

Jatuh cinta dengan jersey tim sepakbola. Kuliner, gunung, dan sedikit berwisata ke pantai.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sulit Memaafkan? Ingat Kebaikan Orang Lain

29 April 2023   08:05 Diperbarui: 29 April 2023   08:10 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Setiap manusia yang lahir tentunya tidak lepas dari kekurangan. Tiada yang sempurna di dunia ini. Ada istilah bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Oleh karena itu kita pasti punya potensi untuk melakukan kesalahan. Ada kalanya lidah ini terselip dan berkata yang menyakiti hati atau perasaan orang lain. Gerak-gerik kita membuat orang lain tidak nyaman dan merasa terganggu. Lebih-lebih perilaku kita yang terkadang tanpa kita sadari membuat orang terluka dan sakit hati.

Terkadang, kita juga merasakan sakit hati. Kita mendapatkan perlakuan yang tidak sesuai standar maupun keinginan kita. Ada kalanya kita dibohongi, kita dihianati, kita direndahkan, kita diremehkan, dan disingkirkan. Tentu kita juga merasakan sakit hati. 

Ketika kita tetap menjaga perasaan dan sakit hati dalam pikiran kita, lama kelamaan akan muncul dendam. Apabila kita masih belum bisa menjaga dan menahan hal itu, maka dendam akan membawa kita kepada perbuatan yang merugikan. Dendam itu tidak akan ada habisnya. Berputar seperti labirin tak ada ujung dan tak ada tempat untuk berhenti. Lama kelamaan kita akan capek dan terkuras energi kita untuk mengikuti alur yang demikian. Kita merasa disakiti oleh orang lain, tentunya hal tersebut adalah sesuatu yang tidak menyenangkan.

Apabila kita terus memelihara rasa sakit hati dan dendam, kita sendiri yang akan rugi. Dada kita terasa sesak, tidak ada ruang tersisa untuk kebaikan, yang ada hanyalah kebencian. Sebenarnya perasaan seperti ini tentu menyiksa diri kita sendiri. Itulah kenapa kita harus melatih diri kita untuk bisa melepaskan semua kebencian atau rasa sakit hati kita terhadap orang lain. Agar hati kita terasa plong, pikiran kita juga tenang.

Islam selalu mengajarkan setiap umatnya untuk bersikap ramah kepada sesama. Termasuk kepada orang yang telah menyakiti hati kita. Rasulullah selalu memberikan tauladan bagi kita semua. Betapa baik budi dan akhlak yang terpuji yang dimiliki oleh beliau. Rasulullah selalu bersikap baik terhadap siapapun juga, termasuk kepada orang-orang yang menyakiti beliau. 

Sifat seperti ini tentu berat, kita butuh latihan perlahan. Manusia memang tidak pernah sempurna, namun kita mempunyai sisi positif dalam diri kita. Apabila sisi positif ini terus kita latih maka kita akan memandang segala hal dalam sudut pandang yang positif. Tidak akan ada kebencian dan dendam dalam diri kita.

Kitab suci Al Quran juga menjelaskan bagaimana sikap pemaaf akan menjadikan kita manusia yang penuh dengan kemuliaan. Sikap pemaaf akan mendapatkan ampunan dari Allah Swt. Begitu besarnya manfaat dari memaafkan. Sebagai manusia hendaknya kita terus berusaha untuk menjadi lebih baik, menjadi lebih bersabar, dan mudah memberikan maaf.

Tidak ada yang lebih baik daripada merasakan ketenangan batin. Hal ini akan kita dapatkan apabila kita mudah memberikan maaf kepada orang lain. Ketika batin kita tenang, bisa dipastikan kita akan hidup lebih sehat dari sisi fisik dan mental kita. Saat ini perihal kesehatan mental telah menjadi tajuk utama dalam keseharian kita. Ketika kita tidak mampu mengelola emosi dan membiarkan kebencian maka kesehatan mental dan spiritual kita akan terpengaruh.

Kunci untuk bisa memberikan maaf kepada orang lain menurut saya cukup mudah. Salah satunya adalah mengingat kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan oleh orang lain terhadap kita. Selama ini kita sebagai manusia tentu hidup secara berkelompok. Tentu kita mempuyai kenalan, saudara, atau orang lain yang melakukan kebaikan kepada kita maupun keluarga. Banyak juga orang yang memberikan bantuan ketika kita kesulitan. Dengan mengingat-ingat kebaikan orang lain kita akan menjadi lebih tenang dan ikhlas.

Maka dari itu rugi rasanya kalau kita punya sifat pendendam dan tidak mudah memaafkan orang lain. Kita akan kehilangan satu kebaikan dari orang lain. Apabila kita membenci seratus orang, makan kita juga akan kehilangan seratus kebaikan. Cobalah kita sama-sama renungkan hal ini. Kita manusia hidup di dunia ini hanya sementara. Rugi rasanya bisa kita tidak menebar kebaikan dan maaf terhadap orang lain. Karena kebaikan-kebaikan yang kita lakukan akan kembali lagi kepada kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun