Tidak banyak komentator alias repoter sepak bola yang seberapi-api seperti Valentino Simanjuntak saat laga Timnas Indonesia U-19 kontra Vietnam yang melambungkan istilah "jebret" dan "Jegeer". Sang komentator meneriaki kata-kata khas-nya itu bersamaan ketika para pemain timnas telah berhadap-hadapan dengan kiper lawan untuk menendang bola.tidak hanya itu, kerap Valentino mengutip quote para pejuang
untuk membangkitkan semangat nasionalisme. diantaranya "Robek- robeklah badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih" ungkapan heroik dari jendral Soedirman. Tak luput juga kutipan dari pidato Presiden Soekarno dimasa-masa revolusi pun ia bahanakan sebagai pemberi semangat bagi para Garuda muda yang pasti mereka tidak sempat mendengarnya "Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”, namun menggugah nasionalisme pirsawan TV yang menyaksikan melalui layar kaca..Selain ajakan berdoa selama pertandingan berlangsung hal yang sama juga
pernah melekat pada sosok reporter era 80-an Sambas dengan suara khas nya yang sempat menjadi "ikon" reporter sepak bola yang menggugah rasa nasionalisme kita. Pada era sesudahnya ada juga Max Sopacua dan Ricky JO, namun kekhahasan berdua mempunyai ciri khas masing-masing dalam kancah reportasi sepak bola dalam negeri. Sang komentator Valentino Simanjuntak dengan istilah jebret dan jegeer ini sebenarnya sudah diteriaki pada beberapa kesempatan saat menukangi sebagai reporter saat laga Indonesia U 19 vs Timor Leste, dan versus Malaysia namun pada saat laga final kontra Vietnam inilah istilah Jebret dan jegeer menjadi fenomenal. Sebenarnya selain uniknya jebreet dan jegerr itu, ada juga yel-yel unik jika para pencinta sepak bola Indonesia akrab dengan komentator ISL, yang kerap meneriaki kata "AHAAYY" dan
"AOWW-AOWW-AOWW" jika terjadi serangan balik atau determinasi tinggi yang mengancam gawang lawan, sayangnya sang komentator belum berkesempatan meliput ivent sekelas AFF Cup, sehingga luput dari pemberitaan media dan acuan "candanisasi" di jejaring sosial, kalau tidak dipastikan bakal rame dan menjadi hiburan tersendiri ketika menonton sepak bola laiknya reporter sepak bola Amerika latin dan Timur Tengah
yang meneriaki GOooooLLLLLL-nya yang tidak tanggung-tanggung panjangnya dengan dua kali tarikan napas. dan bayangkan jika Valentino disanding dengan sang komentator ISL itu maka jadinya "Jebret", "Ahayy"-"Jegerr"-AOWW-AOWW"....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H