Isran Noor-Hadi Mulyadi sedangkan penantangnya Rudy Mas'ud-Seno Aji sudah garang menjamah akar rumput untuk mencuri simpati, tentunya dengan muara untuk mendulang suara.
Tinggal menghitung hari menuju pencoblosan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kalimantan Timur yang dijadwalkan pada 27 November 2024. Dua pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim yakni sang petahanaKe dua Paslon tersebut tergolong bukan orang baru, namun saya tidak membahas lebih jauh sepak terjang kedigjayaan mereka diblantika politik lokal maupun nasional. Dalam hal ini yang menarik perhatian adalah penggunaan media sosial yang semakin intens. Media sosial menjadi salah satu elemen kunci yang diyakini mendominasi jalannya kompetisi ini sebagai strategi kampanye melalui media sosial, yang diharapkan mampu mendulang dukungan besar seperti yang terjadi pada Pilpres 2024 yang dilakukan oleh Prabowo Subianto-Gibran.
Terbukti rerata postingan di media sosial baik akun kota maupun akun baru, masif mempromosikan masing-masing Paslon tersebut sudah membanjiri platform-platform media sosial baik Instagram, Facebook maupun Tiktok.
Media sosial kini telah menjadi alat penting dalam politik modern, selain kampanye dengan konfensional dalam kontestasi Pilkada Kaltim. Media sosail kini, bukan saja berfungsi sebagai saluran komunikasi tetapi juga menjadi sarana membangun citra, menyebarkan pesan, dan menggerakkan pemilih. Tak heran jika media sosial disebut-sebut sebagai penentu dalam persaingan Pilkada Kaltim 2024. Ada beberapa keunggulan mengapa para kandidat tersebut memanfaatkan media sosial, diantaranya sebagai berikut:
1. Pembangunan Citra dan Brand Awareness
Kandidat berfokus pada pembangunan citra positif melalui konten-konten visual, seperti video, gambar, dan infografis. Tujuan utamanya adalah memperkenalkan diri dengan cara yang menarik dan mudah diingat oleh pemilih. Selain itu, penggunaan influencer lokal dan tokoh masyarakat diyakini mampu meningkatkan visibilitas dan kepercayaan publik di wilayah Kaltim.
2. Kampanye Berbasis Data
Seperti halnya yang dilakukan dalam kampanye Pilpres oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, analisis data pemilih menjadi bagian penting dalam strategi ini. Dengan pendekatan berbasis data, kandidat mampu menargetkan pesan kepada kelompok pemilih spesifik berdasarkan preferensi, demografi, dan perilaku online mereka, sehingga kampanye lebih efisien dan tepat sasaran.
3. Mobilisasi dan Aksi Online
  Kampanye akan menggerakkan pemilih untuk terlibat aktif di media sosial, seperti berbagi konten, mengikuti siaran langsung, hingga berdiskusi di kolom komentar. Tujuan utama dari aksi ini adalah menciptakan antusiasme di kalangan pemilih dan meningkatkan partisipasi pada hari pemilihan.
4. Penanganan Isu dan Krisis