Mohon tunggu...
NUSANTARA KITA
NUSANTARA KITA Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Ilmu Bermanfaat

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Diary

Jangan Hanya Menulis Tapi...

23 Agustus 2023   16:40 Diperbarui: 23 Agustus 2023   16:48 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Koleksi Pribadi

Saya bergabung dengan Kompasiana sejak 24 Mei 2021 itupun sebatas aktifitas membaca berita dan beragam informasi yang tersajikan. Saat itu saya belum tahu bahwa ternyata bisa menjadi wahana belajar menulis tentang apapun. Satu keunggulan yang dimiliki sebuah media massa yang unik menurut saya. Sebelumnya saya sudah mencoba mengirimkan tulisan di beberapa media dan ternyata hanya sedikit yang dapat dimuat. Lebih banyak yang tertolak, he... he...he... Memang harus banyak belajar lagi dan itu sebuah kepastian bagi saya yang miskin ilmu.

Menulis itu butuh khasanah pengetahuan yang luas, berlatih terus menerus serta telaten. Mampu memahami, mengkristalkan ide dalam satu frame, dan lebih sulit menyajikannya dalam menu yang menarik, mudah dipahami padat berisi. Awalnya saya ragu dan ketawa sendiri membaca konsep tulisan saya yang masih amburadul, berbelit, bikin pusing yang baca ha... ha... ha... Nulisnya juga di Laptop inventaris kantor (aset sendiri terjual karena keperluan darurat). Halah.... malah bahas dapur pribadi.

Lanjut ya... Hingga suatu hari saya memberanikan diri untuk menulis di Kompasiana. Sebagai bekal awal saya siapkan beberapa tulisan (puisi). Hingga akhirnya ikut even lomba menulis yang diselenggarakan Kompasiana. Ya.. setidaknya partisipasi sambil memaksa diri banyak baca dari topik bahasan yang minim dikuasai. He... he... he..

Etape berikutnya saya sempat kebingungan mau nulis tentang apa. Pada saat membaca beberapa artikel saya juga ingin menuliskan semacam informasi kegiatan yang saya lakukan di tempat bekerja. Namun ada kekhawatiran kalau tulisan saya nanti menjenuhkan pembaca karena hanya semacam laporan kegiatan. Sementara menurut saya mungkin pembaca Kompasiana ada yang membutuhkan sebuah analisa dari sudut pandang tertentu dari berbagai topik yang dipilih. Baik Informasi tentang dunia kesehatan, ulasan peristiwa olah raga, perkembangan politik, ekonomi, sosbud  maupun issue lain yang masih segar dan menarik.

Perjalanan berikutnya saat saya klik Profil Saya muncul statistik berapa artikel yang sudah diupload, view, komen, nilai, pilihan dan headline. Satu yang masih penasaran bagaimana cara agar mendapatkan statistik di headline. Betapa gembiranya saya saat ada view, penilaian dan komen yang masuk di tanda notifikasi. Setiap awal membuka Kompasiana saya selalu melihat notifikasi. Ada kekhawatiran saya lupa memberi apresiasi balik kepada Kompasioner yang sudah memberikan penilaian artikel sederhana saya. Pasif dan menunggu ya?... he...he...he...

Sedikit demi sedikit saya jadi tahu tentang perkembangan statistik berikut poin yang saya dapatkan. Namun apakah semua yang memberi penilaian juga membaca tulisan saya dari awal hingga akhir? "Ah... gak usah dipedulikan yang penting belajar dan belajar". Tapi kalau saya hanya menulis dan menulis tanpa mengupgrade kualitas ya rasanya kok gimana... gitu... Jujur.. sebenarnya pernah terbersit untuk langsung scroll ke bawah setelah membaca sedikit artikel Kompasioner kemudian memberi penilaian balasan dengan alasan sibuk. Seperti halnya ngasih like, subscribe dan komen dengan skip vidio di Youtube. Namun ada rasa yang kurang pas dalam diri saya. Seandainya itu yang saya lakukan akan mencederai semangat berkarya Kompasioner dan tentu akan menjadi suatu kebanggaan jika artikelnya dibaca, dimengerti, hingga menginspirasi.

Pada kolom K-Reward ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Saya sadar sepenuhnya bahwa untuk menuju kesana tentu kemampuan saya masih jauh panggang dari api. Apalagi saya menulis juga tidak rutin, dan seringkali menunggu mood baru mengetik. He... he... he... maklum baru pemula. Kalau kembali pada niatan awal tentu saya memutuskan untuk tetap belajar menulis tentang apa saja yang dapat mengekspresikan berbagai hal yang saya sendiri hanya sedikit tahu tapi sok tahu. He... he... he..

K-Rewards Kompasiana menjadi sebuah harapan dan penyemangat bagi Kompasioner tentunya. Namun saya harus tetap menjaga agar niatan saya istiqomah menyuarakan setidaknya apa yang sedang saya pikirkan (sok manfaat.. cie... cie....). Apresiasi penilaian yang saya berikan kepada Kompasianer tentu berdasarkan pilihan topik artikel yang saya browsing di Kompasiana atau memang untuk memberikan penghargaan balik pada Kompasioner yang sudah memberikan penilaian terhadap artikel saya. Jadi saya memutuskan untuk tetap belajar menulis di Kompasiana. Entah dibaca, dinilai atau tidak, saya tetap menulis. Tanpa embel-embel yang lain. Dan saya akan terus menggali ilmu dari Kompasioner lainnya dengan membaca artikel terpopuler, terbaru, headline dll. Sungguh Kompasianer memang luar biasa. Saya seringkali minder jika membandingkannya dengan karya saya yang masih minim kualitas dan kuantitas.  

Menghargai hasil karya orang lain itu butuh kebesaran hati, keihklasan dan pastinya tidak hanya mengejar poin semata. Karena Rewards yang sejati adalah saat tulisan kita bermanfaat bagi sesama. Semoga tulisan ini manfaat bagi saya pribadi dan siapapun yang membacanya. Tanpa bermaksud  neko-neko lho ya... santuy wae...

Apakah sahabat pernah mengalami hal yang sama? Monggo bisa lewat komen   

Tetap semangat berkarya dan menghargai sebuah karya melalui Kompasiana. Terimakasih sudah membaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun