Mohon tunggu...
NUSANTARA KITA
NUSANTARA KITA Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Ilmu Bermanfaat

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Warung Kopi Kehidupan

11 Juli 2023   15:22 Diperbarui: 11 Juli 2023   15:24 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi di warung kopi.
Sejak subuh  tadi  gerimis lembut menyapa penduduk bumi.
Telapak tangan kujulurkan melampaui batas teras.
Air hujan nyaris tak membasahi.
Satu wujud ketidakpercayaan
Pada kemampuan pandangan mataku
Atau naluri kebodohanku yang dominan

Sebagian memilih tetap beraktifitas diluar sana.
Berjuang mengais rejeki atau keperluan lain
Dari kursi depan warkop aku bisa leluasa memandang lalu lalang mereka.
Seperti halnya menatap ikan ikan berenang dalam aquarium
Sambil berharap semoga mereka diberi kemudahan dan kelancaran
Dalam perjuangan menafkahi diri dan keluarganya
Atau keperluan baik, entah apa

Dari dalam warkop terdengar para penikmat kopi bercakap
Sesekali diiringi canda tawa
Di kursi pojok beberapa tertunduk
Sibuk memainkan jemarinya memegang handphone
Tak bergeming, tanpa sapa
Hanya terkadang senyum dan tertawa
Mereka punya dunia sendiri
Mereka sibuk dengan dunianya
Dunia maya mendekatkan yang jauh
Dan menjauhkan yang dekat
Sering memudahkan urusan
Namun tak jarang justru membelenggu
Melupakan waktu
Terjebak asyiknya permainan
Karena dalam diri setiap orang ada jiwa kekanak kanakan
Sekedar mengusir kejenuhan
Atau mengisi kelonggaran
Atau menghilangkan penat
Atau mencari cuan
Atau sebuah pelarian
Atau hanya mencari alasan
Menghindar dari obrolan yang dianggap tak penting
Atau memang kecanduan
Atau berselancar di samudera informasi
Almost everyone
Almost everytime
Almost everything
Inilah potret yang kulihat tentang sepotong adegan kehidupan zaman now
Terserah kita memaknainya seperti apa
Karena semua kembali pada kita
Karena masing masing orang belum tentu sama.  
Dari takaran gula dan kopi
Dari cara menyeduhnya
Dari pilihan gelas atau cangkir
Serta bagaimana cara menikmatinya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun