Hal itu dianggap tabu dan kurang pantas bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas merupakan pemeluk agama Islam. Oleh karena itu, ada beberapa Ormas Islam yang menolak mentah-mentah diadakannya kontes kecantikan.
Contoh penolakan yang sempat terjadi adalah penolakan pengiriman delegasi Indonesia pada ajang Miss Universe tahun 2004 yang saat itu diwakili oleh Artika Sari Devi, Puteri Indonesia 2004 asal Bangka Belitung.Â
Bukan hanya itu, penyelenggaraan Miss World yang rencananya akan diadakan di Jakarta terpaksa harus berpindah lokasi ke Nusa Dua, Bali karena mendapat penolakan dari beberapa ormas Islam seperti MUI (Majelis Ulama Indonesia), FPI (Front Pembela Islam) dan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia).
Namun, jika kita amati beberapa tahun belakangan ini penyelenggaraan kontes kecantikan berjalan lancar hingga pemenangnya dapat mengikuti kontes kecantikan Internasional dengan lancar. Bahkan tak sedikit wakil Indonesia yang pulang dengan membawa segudang prestasi. Berikut adalah beberapa prestasi yang berhasil diraih oleh wakil Indonesia di beberapa kontes kecantikan terbesar dunia.
Ariska Puteri Pertiwi, Miss Grand International 2016
Kevin Liliana, Miss International 2017
Sheryltha Pratyscha, Miss Cosmopolitan World 2017
Astari Vernideani, Miss Tourism International 2018
Wilda Octaviata Situngkir, Best National Costume Miss Supranational 2018
Elvira Devinamira, Best National Costume Miss Universe 2014