Mohon tunggu...
Nusaibah Rahmawati
Nusaibah Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Riyadhul Jannah

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Disrupsi Terhadap Pembelajaran di Sekolah Dasar

17 Januari 2024   08:43 Diperbarui: 17 Januari 2024   14:18 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sekolah dasar, sebagai tahap awal dalam pendidikan formal, seringkali menjadi sasaran dampak disrupsi yang dapat memengaruhi kualitas pembelajaran. Disrupsi, dalam konteks ini, mencakup berbagai gangguan yang dapat menghambat proses belajar mengajar di tingkat ini. Penting untuk memahami dan mengatasi pengaruh disrupsi agar pendidikan anak-anak dapat tetap optimal dan berkelanjutan.

Salah satu dampak utama disrupsi di sekolah dasar adalah ketidakstabilan lingkungan fisik. Gangguan seperti kerusakan fasilitas, kebisingan, atau ketidakstabilan infrastruktur dapat memberikan dampak negatif terhadap fokus dan konsentrasi siswa. Sebuah lingkungan yang tidak kondusif dapat merugikan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran, menghambat perkembangan akademis.

Gangguan kedisiplinan juga menjadi perhatian serius. Perilaku siswa yang tidak sesuai norma, konflik antar siswa, atau ketidakpatuhan terhadap aturan sekolah dapat menciptakan suasana yang tidak kondusif. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi siswa, menghambat partisipasi aktif, dan pada akhirnya, mempengaruhi kualitas pembelajaran.

Selain itu, ketidakstabilan emosional menjadi dampak disrupsi yang signifikan. Peristiwa di luar lingkungan sekolah, seperti masalah keluarga atau konflik pribadi, dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental siswa. Emosi yang tidak stabil dapat menghambat proses belajar, mempengaruhi interaksi sosial, dan menurunkan performa akademis.

Pandemi COVID-19 telah menjadi disrupsi terbesar dalam dunia pendidikan. Pembelajaran jarak jauh, meskipun menjadi solusi sementara, menghadirkan tantangan baru seperti kesulitan akses sumber daya, ketidaksetaraan dalam pembelajaran, dan hilangnya interaksi sosial yang penting untuk perkembangan siswa.

Untuk mengatasi pengaruh disrupsi, langkah-langkah konkret perlu diambil. Pertama-tama, diperlukan manajemen lingkungan fisik yang efektif di sekolah dasar. Perawatan dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan kebisingan, dan peningkatan infrastruktur dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk pembelajaran.

Selanjutnya, perlunya program pengelolaan kedisiplinan yang efektif. Sistem pembinaan positif, penerapan aturan yang jelas, dan keterlibatan aktif guru dalam pemecahan konflik dapat membentuk lingkungan yang aman dan mendukung.

Penting juga untuk menyediakan dukungan emosional bagi siswa. Layanan konseling, program pendukung psikologis, dan kerjasama dengan keluarga dapat membantu siswa mengatasi ketidakstabilan emosional dan mengembangkan kesejahteraan mental.

Dalam konteks pembelajaran jarak jauh, pihak sekolah perlu memastikan adanya akses yang setara bagi semua siswa. Pemilihan platform pembelajaran yang dapat diakses secara luas, peningkatan ketersediaan sumber daya digital, dan dukungan teknis bagi siswa dan guru dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan.

Melalui pemahaman mendalam tentang pengaruh disrupsi, sekolah dasar dapat merancang strategi yang responsif dan inovatif. Kolaborasi antara guru, orang tua, dan pihak sekolah menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang stabil dan memberikan landasan yang kuat bagi perkembangan akademis dan pribadi siswa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun