Rindang pohon Beringin jadi teduh
Saat sepotong jalan dibalur hangus oleh sang Surya
Saat penjual menjajakan barangnya dengan setengah dari harga
Saat debu berlarian kesana-kemari bermesraan di pori-pori kuli bangunan
Saat aku juga menunggu jemputan
Seabad sudah tubuhmu mentereng
Bernyanyi riang rantingmu diterpa segala rasa cuaca
Kini, kau mulai melayu
Teduhmu bersulam tandus hingga kekulit akar
Teduhmu tidak lagi membuatku menunggu sebuah kabar
Sebab kasihku sudah berguguran bersamaan gugurnya daunmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!