Mohon tunggu...
Healthy

Konsumsi Sayur dan Buah dalam Perspektif Penerapan Perilaku

2 November 2017   14:44 Diperbarui: 2 November 2017   14:53 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu kalimat yang paling sering diucapkan oleh orang, ketika bertemu dengan orang yang sedang sakit adalah banyak makan sayur dan buah, supaya cepat sembuh. Tapi, apakah, orang yang menyampaikan tersebut,  juga menerapkan hal yang sama bagi dirinya??? 

Sayur dan buah, diklaim sebagai penyembuh alami. Hal ini disebabkan karena kandungan vitamin dan mineral serta antioksidan.  Batasan porsi dari badan kesehatan dunia yang kemudian diadopsi oleh kementerian kesehatan di Indonesia adalah 3 porsi sayur dan 2 porsi buah . Ini mengacu pada jumlah serat yang dibutuhkan oleh tubuh. Jumlah ini bila di terapkan di populasi Indonesia, ternyata, konsumsi cukup hanya 10,7% (Penyajian Pokok-Pokok Riskesdas, 2013). Jumlah yang sangat sedikit.

Salah satu yang menjadi penyebabnya, adalah orang yang mengetahui tentang manfaat sayur dan buahpun, ternyata tidak menerapkan konsumsi minimal yang telah ditetapkan.

Sayur dan buah adalah makanan yang pada dasarnya, sehari-hari dikonsumsi di masyarakat Indonesia. Tidak makan sayur dalam sehari, pasti akan membuat perut menjadi kembung, dan akan berlanjut dengan susah BAB dan sebagainya. Cukup miris rasanya melihat data yang ada, salah satu Negara yang menjadi penghasil sayur dan buah, mengalami kekurangan asupan sayur dan buah. Padahal bahan lokal yang ada, tersedia dalam jumlah yang banyak dan melimpah, dengan harga yang relative murah.

Pisang unyil/pisang unyu-unyu/pisang monye'/loka denni-denni, bila di cari di pasar lokal, harga satu sisir nya, hanya Rp. 2500, bahkan kalau beruntung, bisa diperoleh 3 sisir dengan harga Rp. 5.000. Uang ini, mungkin jauh lebih kecil dari uang jajan harian anak. Tapi ternyata sudah bisa memenuhi kebutuhan buah satu keluarga (ayah, ibu, 2 orang anak). Sedangkan sayur, dengan membeli satu ikat sayur kangkung ditambahkan dengan satu ikat sayur kacang panjang, diolah menjadi sayur bening ataupun tumis, sudah dapat memenuhi kebutuhan sayur satu keluarga.

Bila keluarga yang menerapkan kebiasaan ini kemudian menjadi sampel dalam sebuah penelitian, maka yakin lah, jumlah penduduk Indonesia yang memiliki asupan sayur dan buah cukup bisa lebih dari 80%.

Mari kita mulai menerapkan konsumsi sayur dan buah cukup, mulai dari diri,  keluarga dan sampaikan ke orang sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun