Legends of the fall
Legends of the Fall adalah sebuah Film Epik Drama sejarah yang di Rilis di Amerika tahun 1994 , Film ini disutradarai oleh Edward Zwick dan menjadi Box Office . Film Legend of the fall banyak mendapatkan penghargaan diantaranya Penghargaan Academy Award untuk Sinematografi Terbaik, dan Penghargaan Bronze Wrangler for Theatrical Motion Picture.  Dibintangi oleh bintang film terkenal dimasa itu antara lain Brad Pitt, Anthony Hopkins, Aidan Quinn, Julia Ormond dan Henry Thomas dan Film ini di buat berdasarkan pada novel yang diterbitkan  tahun 1979 berjudul Legend of the fall karya Jim Harrison
Menonton film ini akan memberikan hikmah dari banyaknya adegan dan gambaran tentang kehidupan yang sangat keras diawal abad ke 19 di Amerika . Hal yang menarik dari film ini adalah sebuah kisah yang akan dialami sebagian orang ketika beranjak tua , ketika anak-anak sudah dewasa , satu persatu meninggalkan rumah untuk mengejar dan menjalani kehidupan masing-masing. Tidak bisa dipungkiri cepat atau lambat , hal itu pasti akan terjadi dan ketika kita mengalaminya harus menerima apa adanya.
Ada suatu masa diawal perkawinan , membentuk rumah tangga kemudian hadir dan tumbuh anak-anak dalam kehidupan kita , melihat mereka  tumbuh dari bayi hingga menjadi dewasa dan kemudian meninggalkan kita. Rentang waktu yang panjang yang dilalui tentu saja akan meninggalkan kenangan yg sulit terlupakan . Banyak canda tawa kebahagian, lucu menggemaskan begitu ceria anak-anak berlarian, menjerit , berteriak , terlawa lepas , merajuk disaat meminta sesuatu , menangis disaat jatuh bahkan ada saatnya membutuhkan dekapan erat waktu ketakutan karena bermimpi buruk . Kegiatan bermain bersama , berwisata dan  touring menjadi sering dilakukan untuk menjaga keakraban sehingga tumbuh cinta dan ikatan persaudaraan di dalam keluarga. Â
Seiring waktu tanpa disadari semuanya lewat begitu saja , semua terjadi begitu cepat , tak terasa anak beranjak dewasa dan kita menjadi lanjut usia. Lanjut usia ( Lansia) adalah suatu sebutan yang diberikan kepada seseorang yang beranjak tua. Lanjut usia merupakan tahapan paling akhir dari perjalanan hidup manusia. Proses menjadi tua selain merupakan proses perkembangan yang terus berlangsung hingga akhir hidup manusia juga ditandai dengan adanya kemunduran secara fisik, psikis dan sosial yang dapat menyebabkan lanjut usia mengalami keterbatasan dalam ruang lingkup gerak hidupnya. Tubuh yang menua adalah simbol kemunduran dan karenanya ia tidak pernah lagi menjadi sumber kebanggaan dari lingkungan disekitarnya. Orang-orang renta diidentikan dengan kondisi fisik yang lemah, daya ingat yang menurun, Â serta penampilan yang tidak menarik lagi. Masyarakat telah membuat sebuah kesepakatan pendapat bahwa kemudaan sebagai standar tubuh ideal sehingga tubuh yang menua dipandang tidak memenuhi standar dan menyimpang dari norma yang berlaku .Hal itu yang membuat lanjut usia menjadi semakin terpinggirkan dalam struktur sosial dan pergaulan di publik.
Yang menakutkan dari menjadi tua sebenarnya bukanlah proses penuaannya, tetapi membayangkan diri sendiri menjadi tua dalam kerangka pikir yang menempatkan usia tua jauh dari kondisi kita saat ini. Imajinasi kita ke masa tua sedangkan pikiran kita terkungkung pada romantisme kemudaan yang menjadi standar dimasa kini. Disadari atau tidak, membayangkan diri menjadi tua sama dengan membayangkan segala kemungkinan yang tidak pasti tentang menjalani hari tua itu sendiri. Ada rasa takut kalau bertambahnya usia itu bisa berarti penurunan yang ngga bisa dihindari. Kesehatan yang memburuk, kesepian, dan ketidakmampuan untuk melakukan lagi hal-hal yang dulu bisa kita lakukan waktu masih muda.
Jika membayangkan diri kita menjadi Kolonel Ludlow di akhir film ini , duduk sendiri , kesepian , terkena stroke , tidak bisa bicara , menatap kedepan dengan pandangan kosong tanpa ada keluarga disekitar kita. Apakah menjadi tua di masa depan begitu sulit, haruskah kita memikirkannya , Â perlukah kita merasa khawatir atas persepsi kita sendiri tentang kemungkinan yang tidak pasti di masa tua yang pasti akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H