Mohon tunggu...
Nury Nurmalasari
Nury Nurmalasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FPIK Universitas Padjadjaran

Memiliki kepribadian yang pantang menyerah.

Selanjutnya

Tutup

Money

Meningkatkan Produktivitas Hasil Panen Budi Daya Lele dengan Sistem Bioflok

30 Mei 2022   09:50 Diperbarui: 30 Mei 2022   13:07 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara bahasa bioflok sendiri berasal dari dua kata, bios yang artinya "kehidupan" dan flok "gumpalan". Jadi bioflok merupakan sekumpulan berbagai organisme (bakteri, protozoa, jamur, algae dll), yang tergabung menjadi gumpalan (flok) (Suprapto dan Legian, 2013). Teknologi bioflok sendiri adalah teknologi rekayasa limbah yang melibatkan aktivitas mikroorganisme. Prinsipnya mikroorganisme ini akan mengubah senyawa organik (sisa pakan dan kotoran ikan) dan anorganik yang terdiri dari ammonia, fosfat, nitrit dan nitrat yang ada di dalam air menjadi gumpalan flok. Teknik ini memanfaatkan air dan aerasi (proses penambahan udara atau oksigen) yang banyak untuk mengaduk bahan organik agar larut dalam air dan dapat merangsang perkembangan bakteri heterotrop aerobik. Kemudian sistem ini tidak memerlukan lahan yang terlalu luas, selain itu pertumbuhan ikan juga berpotensi akan tumbuh lebih cepat.

Teknik ini banyak digunakan oleh pembudidaya lele karena mampu meningkatkan hasil panen sekaligus meminimalisir pengeluaran pakan, karena sisa pakan yang tidak termakan dan kotoran (feses) dapat diubah lagi menjadi pakan. Penggantian air kolam juga tidak harus sering dilakukan, hal ini dikarenakan kotoran yang ada di kolam akan dimakan oleh bakteri.

Di sisi lain sistem bioflok mempunyai beberapa aspek yang harus diperhatikan

Pasokan oksigen dan listrik

Sistem bioflok ini memerlukan aerator yang cukup banyak dan harus mengaerasi kolam selama 24 jam setiap harinya sebagai penyuplai oksigen. Karena apabila aerasinya kurang, bahan organik akan mengalami pengendapan dan bakteri heterotrof tidak akan terangsang untuk mengubah bahan organik menjadi flok.

Lokasi budidaya

Budidaya ini tidak direkomendasikan dilakukan di tempat full indoor karena terdapat bakteri yang dapat melakukan fotosintesis. Maka dari itu, sinar matahari tidak akan mempengaruhi kerja dari sistem ini.

Persiapan Operasional kolam bioflok

  • Persiapkan kolam dengan desain kolam bioflok.
  • Sebaiknya menggunakan kolam yang berbentuk melingkar (bundar), yang berdiameter 1-3 m, dan tinggi minimal 2 m. Keadaan kolam harus sudah steril, memiliki saluran air (pembuangan dan masuk), serta terdapat aerasi yang lengkap.
  • Persiapkan air.
  • Kolam diisi dengan air yang bersih, lalu endapkan selama satu malam agar zat berbahaya dapat teruap.

Pembuatan bioflok

Bahan-bahan yang diperlukan:

  • Garam grosok 1 kg/m
  • Kapur dolomit 150 gram/m
  • Probiotik
  • Molase

Cara membuat bioflok:

  • Campurkan probiotik beserta molase yang dapat bersumber dari gula pasir. Kemudian tambahkan kapur dan garam di dalam satu wadah, lalu aduk.
  • Mendiamkan kolam selama kurang lebih sampai 7 hari atau sampai air kolam berwarna hijau kecoklatan dan terasa lebih licin. Sambil menunggu, kita bisa melakukan pengecekan kualitas air dengan jangka sehari sekali untuk melihat parameter warna air (cokelat), pH (optimal 6-8), dan dissolved oxygen (oksigen terlarut dengan optimal 3 mg/L). Kemudian dapat memasukan bibit ikan lele.
  • Memberi pakan ikan seperti pada umumnya. Untuk menambahkan unsur karbon dapat dengan menambahkan tepung selama proses budidaya.
  • Bioflok akan terbentuk.

Pemberian pakan pada ternak lele bioflok

Tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah tekhnik pemberian pakan. Selama pembesaran pada budidaya lele ini harus diperhatikan jangka waktu pemberian pakan. Berikan pakan yang memiliki kualitas baik dan ukuran pakan disesuaikan dengan lebar bukaan mulut ikan. Untuk jangka waktu pemberian pakan dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari dengan dosis pakan 80% dari daya kenyang ikan lele. Terkhusus di sistem bioflok ini, setelah flok terbentuk pada kolam lele maka pemberian pakan dapat dikurangi sebanyak 30%.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun